Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama tidak akan melarang warga Jakarta untuk terus mengirim karangan bunga ke Balai Kota. Ia berkata, ribuan buket itu secara tidak langsung menjadikan Balai Kota sebagai lokasi festival kembang.
Basuki alias Ahok menilai masyarakat menikmati fenomena banjir karangan bunga tersebut. Gelombang kedatangan warga Jakarta untuk berfoto dengan latar karangan bunga terus mengalir hingga Jumat petang ini.
"Ini sudah seperti festival bunga. Kalau Pemprov mau bikin festival bunga harus mengeluarkan duit berapa? Yang ini enggak usah keluarkan duit," kata Ahok di Balai Kota, Jumat (28/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alih-alih mengotori kompleks Balai Kota dan Jalan Medan Merdeka Selatan, Ahok menyebut ribuan papan dan buket itu justru menguntungkan warga.
Buktinya, kata Ahok, banyak pengunjung Balai Kota yang berebut mengambil bunga. "Makanya saya enggak mau melarang. Itu nanti bisa dijual dan diambil orang. Satu papan bisa dijual ke tukang bunga Rp50 ribu," ucapnya.
Sejak siang tadi sejumlah petugas Pengelola Sarana dan Prasarana Umum terlihat mulai mengangkut puluhan karangan bunga yang rata-rata sudah dipajang selama tiga hari di Balai Kota. Mereka memindahkan buket itu ke area luar Monumen Nasional.
"Ini mau kami susun di luar pagar Monas. Karangan bunga yang baru datang nanti kami letakkan di sana," kata seorang petugas PPSU.
Karangan bunga yang digeser ke kawasan Monas merupakan buket yang berada di sekeliling air mancur Balai Kota dan di sepanjang trotoar Jalan Medan Merdeka Selatan.
Sementara itu, antrean pengunjung yang ingin berfoto bersama Ahok di pendopo Balai Kota masih mengular hingga petang tadi. Ahok akhirnya menutup sesi foto dan berjanji membuka sesi serupa Selasa pekan.
Warga berdatangan ke Balai Kota untuk sekadar berfoto bersama Ahok dan menyampaikan ucapan terima kasih kepada Gubernur yang menjabat sejak 2014 menggantikan Joko Widodo yang terpilih sebagai presiden. Ahok menjabat gubernur hingga Oktober mendatang.
Posisi Ahok akan digantikan oleh Sandiaga Uno yang memenangi pemilihan gubernur DKI Jakarta putaran kedua pada 19 April silam.
Berdasarkan
real count KPU DKI Jakarta, pasangan Anies-Sandiaga Uno meraup perolehan suara 57,95 persen atau 3.240.057 suara. Sedangkan Ahok-Djarot mendapatkan 42,05 persen suara atau sebanyak 2.351.141 suara.