Perpustakaan Motor dan Bemo Sambangi Istana saat Hardiknas

CNN Indonesia
Selasa, 02 Mei 2017 13:33 WIB
Kendaraan unik ini dibawa oleh pegiat literasi yang diundang Jokowi. Mereka selama ini secara mandiri membuat perpustakaan bagi anak-anak.
Perpustakaan unik menyambangi Istana saat Hardiknas. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah kendaraan unik yang difungsikan sebagai perpustakaan berjalan terparkir di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (2/5). Kendaraan-kendaraan ini dibawa oleh pegiat literasi inspiratif yang diundang oleh Presiden Joko Widodo saat Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada hari ini.

Kendaraan unik tersebut merupakan kendaraan biasa yang dimodifikasi untuk dijadikan perpustakaan. Misalnya bemo warna ungu terang yang belakangnya diubah menjadi tempat-tempat meletakkan buku. Ada pula angkutan kota yang interiornya diubah menjadi tempat membaca bagi anak-anak serta gerobak pedati unik yang digunakan untuk mengangkut buku.

Tak hanya itu, motor yang biasanya menjadi alat berdagang burger dan martabak telor pun digunakan sebagai sarana membaca. Motor itu menyimpan sejumlah buku yang dapat dibaca anak-anak sambil membeli makanan.
Perpustakaan Motor dan Bemo Sambangi Istana di HardiknasGerobak pedati dan sepeda motor diubah jadi perpustakaan. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Motor tersebut milik Wahyudi, salah satu pegiat literasi yang diundang Jokowi. Ketua Rumah Baca Sang Petualang ini mengatakan, kendaraan dimodifikasi untuk menerik minat anak-anak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setiap hari ia bersama temannya, Temon, berkeliling ke dusun-dusun di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah demi memberi akses membaca bagi anak-anak.

Sekitar 100 buah buku dibawanya sambil membawa alat memasak dan bahan-bahan pembuat burger.
Perpustakaan Motor dan Bemo Sambangi Istana di HardiknasInterior bemo yang diubah jadi perpustakaan. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Wahyudi mengatakan, dari pengalamannya berkeliling membawa buku selama ini, bukan minat baca anak-anak di daerah yang rendah. Namun masalah terletak pada akses pada buku bacaan yang minim.

"Begitu kami buka Rumah Baca dan keliling, minatnya luar biasa," kata Wahyudi.

Buku yang dibawa disediakan sendiri oleh Wahyudi. Setiap bulan, ia menyisihkan sedikit keuntungan menjual burger, untuk membeli buku koleksi perpustakaan kelilingnya.
Pegiat literasi yang lain Firman Hadiansyah mengatakan, pemerintah perlu mengoptimalkan ketersediaan dan akses buku merata hingga daerah terpencil.

Menurut Ketua Forum Taman Baca Masyarakat ini, harus ada aturan khusus demi harga buku yang terjangkau untuk semua.

"Kami mendorong Presiden mengeluarkan inpres (instruksi presiden) agar pemerintah pusat dan daerah berperan aktif mendukung dan mengembangkan gerakan literasi," kata Firman.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER