Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo mengharapkan Provinsi Jawa Barat bisa membuka lebih banyak lapangan pekerjaan demi menekan angka pengangguran.
Jokowi menyoroti peningkatan pengangguran di Jawa Barat. Tahun lalu, pengangguran terbuka di Jawa Barat sekitar 8,89 persen. Padahal pada 2015, pengangguran sekitar 8,72 persen.
Peningkatan angka pengangguran itu berbanding terbalik dengan angka pertumbuhan ekonomi 2016 Jawa Barat yang mencapai 5,67 persen, lebih tinggi dari angka nasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jawa Barat harus mampu unggul lebih tinggi lagi sehingga mampu membuka lebih banyak lapangan kerja baru, angkatan kerja yang selama ini masih menganggur," kata Jokowi dalam rapat terbatas di Kantor Presiden, Selasa (2/5).
Jokowi pun menginstruksikan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan seluruh jajaran pemerintah daerah bersinergi dengan pemerintah pusat dalam menghadapi permasalahan di lapangan seperti pembebasan lahan hingga tingkat RT dan RW.
Jokowi menegaskan, Jawa Barat merupakan kawasan strategis dan salah satu penyangga Ibu Kota DKI Jakarta. Dengan kondisi seperti itu, kata Jokowi, Jawa Barat seharusnya bisa menguatkan perekonomian dalam menyediakan bahan baku, pelayanan dan fasilitas publik.
Jawa Barat dinilai dapat menampung beban investasi di sektor industri infrastruktur, pengolahan, dan jasa yang tak mungkin lagi dipegang Jakarta.
"Keterkaitan ekonomi dua provinsi ini perlu disiapkan dengan baik, membutuhkan konektivitas, intergrasi dan sinergi," tutur mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Menurut Jokowi, integrasi dua provinsi bisa membuat pembangunan di Jawa Barat berjalan baik sehingga pergerakan ekonomi lebih cepat dan merata. Kondisi itu dinilai bisa berdampak pada penurunan tingkat pengangguran di sana.