Ratapan Warga Kampung Akuarium di Bedeng Tanah Gusuran

CNN Indonesia
Kamis, 04 Mei 2017 14:37 WIB
Ratusan korban penggusuran yang bertahan di Kampung Akuarium kini kembali harap-harap cemas. Bedeng-bedeng di sana bakal kembali 'dibersihkan' oleh Ahok.
Bangunan permanen dan semi permanen kembali berdiri di atas lahan bekas penggusuran di Kampung Aquarium, Jakarta, Rabu, 3 Mei 2017. (CNNIndonesia/adhi wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Amira (59) tampak kelelahan. Perempuan paruh baya itu duduk berjongkok di antara bangunan tripleks persegi empat. Napasnya tersengal-sengal setelah mengangkut dua jeriken air untuk keperluan sehari-hari.

Matahari Jakarta di siang bolong terasa terik. Terlebih Amira saat itu berada di kawasan Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara yang bertepian langsung dengan laut.

Setelah rumah besarnya digusur April tahun lalu, kini Amira dan lima orang anggota keluarganya harus berhimpitan tinggal di bangunan triplek berukuran 3x4 meter.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau malam suami sama anak laki-laki tidur di luar, kalau di dalam semua, nanti bisa roboh gubuknya," kata Amira saat ditemui CNNIndonesia.com di kawasan Kampung Akuarium, Jakarta Utara, Kamis (4/5).
Amira mengaku tidak hanya kehilangan tempat tinggal. Dia bahkan telah kehilangan mata pencahariannya sebagai pengusaha laundry di kawasan itu.

"Akhirnya karena tidak punya biaya, dua anak saya tidak lulus SMP," kata Amira.

Kesulitan Amira nyatanya tidak berhenti disitu. Suaminya yang semula sehat bugar harus mengalami kelumpuhan akibat penyakit stroke yang dideritanya setelah kaget rumahnya diratakan dengan tanah.
Ratapan Warga Kampung Akuarium di Bedeng Tanah Gusuran Deti mencuci baju di balik bedeng hunian. Warga Kampung Aquarium, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara mengaku belum menerima pemberitahuan terkait akan dilakukannya penertiban bangunan liar di Kampung Aquarium.(CNN Indonesia/Tiara Sutari)
Menurut Amira, suaminya kini sehari-hari hanya diam di rumah dan tidak bisa bekerja. Siang itu pun Amira hanya bisa duduk-duduk menemani suaminya yang tergolek di dalam bedeng.

"Dulu suami saya sehat, kerja jadi pegawai angkut di galangan kapal, sekarang jalan saja susah. Jadi saya saja yang cari uang," kata dia.
Amira mengaku, sehari-hari dia bekerja sebagai pegawai kompeksi dengan upah sekitar Rp30 ribu per hari. Uang tersebut dia gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup seluruh anggota keluarganya.

"Kalau dibilang cukup, ya enggak cukup. Kehidupan saya sudah beda dengan yang dulu," kata dia.

Amira mengaku tak sudi dipindah ke rumah susun yang ditawarkan oleh Pemprov DKI kepada warga korban penggusuran di Kampung Akuarium. Dia masih tak terima digusur dengan cara yang dia anggap tak manusiawi.

Lebih-lebih, Amira mendapat kabar warga Kampung Aquarium diwajibkan membayar uang air dan uang listrik dengan tarif terbilang mahal saat dipindah ke Rumah Susun di Merunda dan Rawa Bebek.

"Bayar Rp500 ribu (di rusun) kami habis digusur, mana ada uang," kata dia.
Ratapan Warga Kampung Akuarium di Bedeng Tanah Gusuran Deti (kanan) saat bersantai di bedeng huniannya. (CNN Indonesia/Tiara Sutari)

Selain Amira, Deti (38) juga merasakan hal yang sama. Rumah bertingkat dua miliknya harus rata dengan tanah tepat tanggal 11 April tahun lalu. Anaknya yang saat itu akan mengikuti Ujian Nasional bahkan mengalami tekanan psikologis hingga tak lulus sekolah.

"Anak saya mau berangkat sekolah, ada Brimob, Polisi, mobil beko berjejer di depan, anak saya langsung jerit-jerit dia takut akhirnya sampai sekarang lihat polisi dia pasti nangis," kata Deti.

Setelah rumahnya digusur, Deti tetap bertahan. Dia memilih tetap menjaga tanah bekas bangunan rumahnya pasca penggusuran.

"Dua hari kemudian saya dan suami bangun lagi (rumah) pake tripleks seadanya. Itu sudah lama. Bukan baru tiga minggu kita bangun," kata Deti.

Amira dan Deti adalah cuplikan potret dari ratusan Ibu rumah tangga korban penggusuran yang memilih bertahan di Kampung Akuarium.
Di kampung ini sendiri, saat ini sedikitnya ada 130 bangunan liar yang telah didirikan oleh warga Kampung Aquarium. Bangunan mirip bedeng itu rata-rata terbuat dari tripleks seadanya dengan ditutup atap terpal --yang ketika hujan besar menerjang, bisa langsung mengalami kebocoran.

Genap satu tahun tinggal di atas lahan gusuran, warga Kampung Akuarium yang bertahan di kawasan ini kembali mendengar kabar tak sedap terkait relokasi ulang yang dicetuskan oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok.

Ahok menyebut dalam waktu dekat, pihak Pemprov akan segera 'menyapu bersih' bangun liar yang berdiri di lahan gusuran Pasar Ikan, Kampung Akuarium. Pemprov DKI berencana mengembalikan fungsi kawasan di sana sebagai areal cagar budaya.

"Kami menunggu belas kasih mereka sajalah. Kami sudah jatuh miskin, dililit hutang, terus tidak punya rumah, sekarang mau digusur lagi. Kami tunggu saja hati nurani pemerintah," kata Deti.
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER