Aksi Kelas Menengah untuk Ahok di Malam Minggu

CNN Indonesia
Sabtu, 13 Mei 2017 21:22 WIB
Aksi kali ini bukan yang pertama. Di akhir pekan, mereka tetap memilih kembali hadir untuk menyampaikan aspirasinya.
Sejumlah pendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyalakan lilin saat melakukan aksi di depan Tugu Proklamasi, Jakarta (13/5). (CNN Indonesia/Hesti Rika Pratiwi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hampir sepekan, berbagai golongan masyarakat memadati sejumlah titik, memprotes vonis hakim atas perkara penodaan agama yang menjerat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Malam ini, massa pendukung Ahok kembali aksi serupa di depan Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat. Mereka menyebut protes itu "Aksi Simpatik Seribu Lilin".

Sejak sore, pengunjuk rasa mulai memadati area aksi. Para peserta aksi umumnya masyarakat kelas menengah, tampak dari mobil mereka yang diparkir di sekitar lokasi. Jajaran aparat kepolisian dan mobil water canon juga telah bersiaga.

Aksi kali ini memang bukan yang pertama. Bahkan, di akhir pekan mereka lebih memilih kembali hadir untuk menyampaikan aspirasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Johan Tamin, salah satu peserta aksi, hadir bersama istri. Pekerja di salah satu perusahaan asuransi ternama itu mengatakan tidak pernah absen. Ia bahkan sengaja hadir dalam pembacaan putusan hakim kepada Ahok, Selasa kemarin.
"Ya, kami tergerak. Dari kemarin sejak vonis Ahok hingga ditahan selalu ikut, sampai ke Cipinang juga," kata Johan kepada CNNIndonesia.com di Jakarta, Sabtu (13/5).

Pilihannya untuk selalu ikut dalam setiap unjuk rasa, kata Johan, tidak akan berpengaruh kepada pekerjaannya. Ia tetap profesional antara urusan pekerjaan dan mengawal putusan Ahok.

"Tidak masalah, kami tetap profesional. Ahok saja berani mati-matian demi Jakarta, ya tidak masalah dong," ujarnya.

Johan menuturkan, dirinya tetap akan setia meluangkan waktu mengawal dan ikut pada setiap aksi, sampai nantinya ada kebijakan terkait vonis tersebut. Misalnya, dikabulkannya penangguhan penahanan sampai Ahok diputuskan bebas.

"Harus terus dilakukan, sampai dikabulkan. Udah cukup diam, karena banyak penjahat di dalamnya," ucapnya.
Sejumlah pendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyalakan lilin saat melakukan aksi di depan Tugu Proklamasi, Jakarta (13/5).Sejumlah pendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyalakan lilin saat melakukan aksi di depan Tugu Proklamasi, Jakarta (13/5). (CNN Indonesia/Hesti Rika Pratiwi)
Lain lagi dengan Jefri yang datang bersama istri, adik, dan kakak iparnya dari Cengkareng, Jakarta Barat. Jefri baru pertama kali berpartisipasi dalam gelaran tersebut. Menurutnya, dirinya tergerak ikut aksi lantaran menilai vonis yang dijatuhkan hakim tidak sesuai perbuatan Ahok.

Para peserta aksi umumnya memperoleh informasi mengenai aksi dari pesan berantai WhatsApp. Tak terkecuali Jefri. "Ya kami kan ada group WA, tahu infonya dari sana," ujar pria yang kesehariannya bekerja di sebuah perusahaan ternama.

Selain mendukung pembebasan Ahok, panitia penyelenggara aksi juga menuntut empat poin. Pertama, mereka meminta agar pemerintah segera membubarkan organisasi massa yang membawa label Islam tetapi radikal. Beberapa di antaranya Front Pembela Islam (FPI) dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang dianggap bertentangan dengan Pancasila.

"Saya seorang muslim, tapi saya tidak ingin Islam jadi alat pemecah belah," kata Bane, salah satu panitia aksi.
Kedua, mereka menginginkan agar para pemimpin gerakan seperti Rizieq Shihab dan Bachtiar Nasir, segera diproses hukum. Menurutnya, orang-orang itu telah menyebarkan paham radikal.

Ketiga, mereka meminta pemerintah menyingkirkan seluruh elite politik yang dianggap terlibat dalam kisruh ini. Terakhir, massa juga menuntut pembubaran partai yang selama ini menggunakan isu SARA sebagai alat politik.

"Bubarkan saja, saya lebih (mengarah) ke nasional tidak cuma hanya Ahok," kata dia.

Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, acara berlangsung selepas magrib. Masing-masing peserta menggenggam lilin yang menyala, sembari bernyanyi mengikuti alunan musik di depan gerbang Tugu Proklamasi. Mereka menyanyikan lagu nasional hingga ciptaan sendiri terkait kasus Ahok.

Acara berlangsung tidak begitu lama, memasuki pukul 19.00 WIB mereka mulai bersiap untuk meninggalkan lokasi dengan pengawalan polisi.

"Semua yang hadir dari berbagai golongan, semua agama. Pebisnis, pekerja kantoran semua ada," kata Bane.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER