Polisi Sebut Kasus Novel Lebih Rumit dari Pembunuhan Pulomas

CNN Indonesia
Senin, 15 Mei 2017 17:58 WIB
Kasus penyiraman air keras kepada Novel Baswedan, menurut kepolisian, memiliki banyak variabel sehingga butuh waktu untuk mengungkapnya.
Polisi belum mampu mengungkap kasus penyiraman air keras pada penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. (Dok. KPK (Istimewa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Markas Besar Polri menyatakan penyidikan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan tidak mudah dan tak bisa dibandingkan dengan kasus kriminal lainnya, termasuk perampokan dan pembunuhan di rumah mewah di Kayu Putih, Pulomas, beberapa waktu lalu.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Rikwanto mengatakan penyidik masih memerlukan waktu untuk menelusuri motif dan faktor terkait penyerangan terhadap Novel yang ditemukan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP).

"Beri waktu untuk melakukan penyidikan dan penyelidikan. Satu kasus dengan kasus lain tidak bisa dibandingkan. (Kasus) Pulomas berhasil kami ungkap karena motif sederhana. Kalau kasus Novel banyak variabel," kata Rikwanto di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (15/5).
Saat ini penyidik tengah menelusuri jumlah kasus di KPK yang tengah ditangani oleh Novel saat ini. Menurut Rikwanto, penelusuran itu guna mengetahui kasus-kasus yang berpotensi menimbulkan kebencian atau dendam dari pihak yang ditetapkan sebagai tersangka terhadap Novel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih dari itu, Rikwanto juga mengungkapkan alasan polisi melepas tiga orang yang sempat diduga terkait kasus penyiraman air keras kepada Novel.

Rikwanto mengatakan ketiga dilepas karena memiliki alibi kuat tidak terlibat dalam kasus yang memaksa Novel berobat hingga ke Singapura ini.

"Kami tidak bisa melakukan penetapan sebagai yang diduga melakukan (penyerangan terhadap Novel). Jadi kami lepas itu dari tiga orang yang pernah kami amankan dari kaitan diduga sebagai pelaku," ucapnya.
Novel diserang orang tak dikenal usai menunaikan salat subuh di masjid dekat rumahnya di Jakarta Utara pada April lalu. Siraman air keras menyebabkan luka parah pada kedua mata Novel.

Keluarga Novel telah menyatakan kecewa atas lambatnya pengungkapan kasus yang dilakukan pihak kepolisian.

Kepala Biro Humas KPK Febri Diansyah mengatakan, kekecewaan ini bukan karena alasan pribadi pada Novel, namun kekhawatiran insiden serupa menimpa penyidik KPK lainnya.

"Kami tahu teror-teror sebelumnya juga pernah terjadi dan tidak ada yang kami dengar pelakunya diproses secara tuntas," ujar Febri di gedung KPK, Jakarta, Jumat (12/5).
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER