Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta Abraham Lunggana menyebut Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selama ini gagal menata kawasan Pasar Tanah Abang. Tokoh Tanah Abang yang kerap disapa Haji Lulung ini menyebut Pemprov belum punya solusi jitu untuk menempatkan para pedagang kaki lima di pusat grosir terbesar di Asia Tenggara tersebut.
Lulung menyebut, upaya relokasi pedagang selama ini tidak efektif. Pasalnya, lokasi baru yang disediakan sepi pengunjung sehingga dagangan mereka tidak laku seperti di Blok G.
Pemindahan pedagang ke Blok G dilakukan pada era Gubernur Joko Widodo. Namun kawasan tersebut saat ini ditinggalkan para pedagang karena tak ada pengunjung datang sehingga pedagang rugi.
Saat relokasi dilakukan, Pemprov menurut Lulung tidak mengajak pedagang berembug.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ajak ngomong dong pedagangnya, jangan gusur terus. Kalau gusur terus, pedagang tidak diajak ngomong, jadi perkerjaan rumah lagi," kata Lulung di kawasan Menteng, Jakarta, Minggu (21/5).
Ia menilai sepinya aktivitas jual-beli di Blok G Tanah Abang selama ini bukan karena masalah kurangnya akses jalan atau infrastuktur di sekitar lokasi. Namun Lulung tidak mau mengatakan penyebab sepinya blok tersebut.
Lulung mengklaim ada banyak kawasan di Tanah Abang yang layak untuk menjadi tempat relokasi pedagang dan ia tahu tempatnya Karena itu, jika Pemprov ingin tahu di lokasi mana saja, ia membuka pintu komunikasi.
“Banyak tempatnya, makanya tanya Haji Lulung," ujarnya.
Pada Kamis (18/5) lalu, Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyebut para PKL yang berjualan di trotoar jalan Tanah Abang merugikan ribuan pedagang yang menyewa lapak di dalam pasar.
Djarot mengatakan, Pemprov DKI telah sejak lama berupaya membersihkan kawasan Tanah Abang dari PKL dan memusatkan aktivitas jual-beli di dalam pasar. Jelang Ramadan, kata dia, Pemprov akan giat mensosialisasikan larangan berjualan di jalan.
Di sisi lain, penertiban Satpol PP tak membuat para pedagang kaki lima di Tanah Abang jera. Selang beberapa jam usai penindakan, mereka kembali menggelar lapak di pinggir jalan.