Jakarta, CNN Indonesia -- Gempa bumi berkekuatan 6,6 skala richter yang terjadi di wilayah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, berlanjut hingga beberapa kali. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat setidaknya gempa susulan terjadi sebanyak 12 kali.
"Hasil monitoring BMKG sampai pukul 23.33 WIB, telah terjadi sebanyak 12 gempa susulan dengan magnitudo di atas 5 sebanyak 3 gempa dan magnitudo yang terbesar 5.2," kata Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG Mochammad Riyadi dalam keterangan tertulis, Selasa (30/5).
Gempa tektonik ini terjadi pada Senin (29/5) sekitar pukul 21.35 WIB dengan kedalaman 11 Km. Gempa bumi tersebut berpusat di darat 38 Km Barat Laut Poso, Sulawesi Tengah.
"Gempa bumi ini tidak berpotesi tsunami karena episenternya terletak di daratan," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga pukul 23.00 WIB, kata Riyadi, telah terjadi kerusakan ringan pada swalayan di Poso sebagai dampak gempa bumi. Dia menambahkan, pihaknya terus memonitor perkembangan gempa bumi susulan.
Berdasarkan analisis peta gempa dirasakan keras dengan intensitas V-VI MMI di Kabupaten Poso meliputi wilayah di Poso, Poso Pesisir Utara, Poso Pesisir, Sausu, Torue dan Lore Timur. Beberapa daerah yang merasakan gempa adalah Palu dan Sigi, dalam skala intensitas III-IV MMI (ringan). Sementara, Toli-Toli, Pasang Kayu dan Tana Toraja, dalam skala intensitas III MMI (lemah).
Gorontalo, Boalemo dan Bone Bolango, dalam skala intensitas II-III MMI (lemah). Sedangkan Palopo, Masamba dan Balikpapan, dalam skala intensitas II MMI.
BMKG menyebut gempa bumi di Poso merupakan jenis gempa tektonik kerak dangkal aibat aktivitas gempa di Zona Palolo Graben. Berdasarkan karakteristik catatan gelombang seismik dan mekanis sumbernya, kata Riyadi, tampak bahwa gempa bumi ini murni disebabkan aktivitas tektonik.
Dia mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan mengikuti arahan BPBD setempat. "Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami," katanya.