Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi menangkap seorang aktivis di Bitung, Sulawesi Utara, berinisial RO (35) karena diduga akan melakukan makar. RO ditangkap di rumahnya, di Perumahan Labuan Indah Blok B Nomor 2 Kelurahan Manembo-nembo Atas, Kecamatan Matuari, Kota Bitung, Sulawesi Utara.
"Ditangkap hari Jumat malam 2 Juni," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sulawesi Utara Komisaris Besar Ibrahim Tompo melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (3/6).
Menurut Ibrahim, penangkapan dipimpin tim Ditreskrimum Polda Sulut. "Penangkapan dan penahanan yang bersangkutan atas dugaan tindak pidana makar makar, pasal 110 KUHP dan 106 KUHP," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan, penangkapan terhadap RO dilakukan berdasarkan sejumlah bukti.
"Setelah didalami dengan pemeriksaan dan penggeledahan didapatkan bukti-bukti pidana makar," katanya.
Ibrahim menceritakan kronologi kejadian penangkapan RO. Berawal dari sebuah kegiatan dialog publik pada 1 Juni 2017, di Perpustakaan Minahasa Kelurahan Kakaskasen, Kecamatan Tomohon Utara, Kota Tomohon, Sulawesi Utara.
Saat itu, berlangsung kegiatan dialog publik mulai pukul 12.30 s.d 17.30 WITA. Pada saat istirahat makan siang, datang tiga orang yang menamakan diri "Grup Minahasa Land", yakni RO, AS, dan seorang perempuan tidak memperkenalkan diri.
Ketiganya, meminta waktu untuk mengutarakan atau ingin meminta dukungan pada aksi mereka yaitu Ingin meminta Referendum untuk Minahasa Merdeka.
Dalam keterangannya, Ibrahim mengatakan, RO telah melakukan aksi Refrendum Minahasa Merdeka pada tanggal 1 Desember 2016 dan 15 Desember 2016 di depan Kantor Gubernur Sulut.
Tujuannya untuk mempertegas eksistensi orang Minahasa atas kejadian yang sementara atau telah terjadi selama ini. RO juga menyampaikan, saat ini Minahasa Land sedang bergerak mulai dari menggelar aksi meminta Referendum dengan pengumpulan Identitas yang katanya akan disampaikan kepada Presiden, MPR, DPD, dan DPR RI.
Tapi kata-kata RO, menurut Ibrahim, tidak digubris oleh peserta, sebab selesai makan siang, acara dilanjutkan dengan dialog yang tidak menyinggung kembali apa yg disampaikan oleh RO.
"Setelah itu RO juga banyak mengupload medsos tentang referendum Minahasa," kata dia.