Jakarta, CNN Indonesia -- Kapolda Sumatera Utara Inspektur Jenderal Rycko Amleza Dahniel menyebut pelaku penyerangan pos penjagaan polisi terindikasi anggota ISIS. Dugaan tersebut muncul dari sejumlah baran bukti yang diamankan dari tempat tinggal pelaku.
Dalam penggeledahan di rumah pelaku tersebut, kepolisian menemukan beberapa dokumen tentang ISIS, termasuk senjata tajam, bendera dan video tentang ISIS.
"Disebutkan juga pelaku pernah ke luar negeri, Syria," kata Rycko seperti dilansir dari
Antara, Minggu (25/6).
Rycko mengatakan, dalam pemeriksaan di pos jaga Mapolda Sumut yang diserang, petugas menemukan dua pisau dapur yang masih baru. Satu pisau didapatkan dari tangan pelaku yang tewas ditembak, sedangkan satu lagi di tangan pelaku lain yang masih hidup.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, penyidik juga menemukan linggis, minyak bensin, dan korek api yang digunakan untuk membakar pos jaga di pintu keluar Mapolda Sumut tersebut. Pelaku juga sempat membakar kasur di pos penjagaan.
"Kejadian ini membuktikan ancaman terorisme itu ada," katanya.
 Rumah pelaku penyerangan anggota polisi digeledah penyidik. (ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi) |
Belakangan ini, kata Rycko, kepolisian telah menjadi target utama aksi terorisme sebagaimana yang terjadi di Kampung Melayu, Jakarta Timur.
Penyidik saat ini sedang mengembangkam kasus tersebut dengan dukungan Detasemen Khusus 88 Antiteror dan tim Mabes Polri.
Sebelumnya, pada Minggu dinihari sekitar pukul 03.00 WIB, dua orang tidak dikenal menyerang personel Yanma Polda Sumut Ajun Inspektur Satu Martua Sigalinggung yang bertugas di pos jaga pintu keluar Mapolda Sumut.
Akibat penyerangan tersebut, Martua meninggal dunia karena mengalami luka yang cukup parah di dada, tangan, dan lehernya.
Kedua pelaku berhasil dilumpuhkan personel Satuan Brimob yang berjaga. Seorang pelaku tewas, dan seorang luka tertembak.