Jakarta, CNN Indonesia -- Isu intoleransi ramai diperbincangkan dalam beberapa bulan terakhir terutama setelah Pemilu Kepada Daerah DKI Jakarta. Isu ini tak lepas dari perhatian Presiden RI Joko Widodo dan dalam wawancara eksklusif dengan
CNNIndonesia.com, Jokowi menjelaskan cara-cara yang dianggapnya ampun untuk menangkal isu tersebut.
Apa solusi untuk menangani intoleransi usai Pilkada DKI Jakarta?Semua negara mengalami, dengan keterbukaan informasi sekarang, dengan adanya media sosial, semua mengalami. Jangan dipikir kita saja. Semua mengalami. Oleh sebab itu, penjelasan-penjelasan kepada masyarakat itu diperlukan. Bahwa kita ini negara dengan berbagai macam suku, agama, bahasa daerah itu kan selalu saya ingatkan bahwa kita dianugerahi keberagaman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi ini harus dijadikan kekuatan. Itu yang selalu kita ingatkan terus. Jangan sampai karena hal kecil itu bisa merusak persatuan kesatuan kita. Diingatkan lagi pentingnya Pancasila. Tak hanya dalam pengertian untuk dihafalkan, tapi bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagaimana mengecek efektivitasnya?
Nanti terlihat nanti apakah toleransi antaragama kita akan semakin baik, apakah toleransi antarsuku kita akan semakin baik, antardaerah semakin baik. Diingatkan terus, jadi tidak hanya di sekolah, tidak hanya di kampus, tapi dalam kehidupan sehari-hari juga.
Bagaimana dengan radikalisme dan terorisme?Bukan hanya di negara kita. Hampir semua negara. Negara lain banyak memuji kita, karena kita dengan penduduk Muslim terbesar di dunia mampu mengelola keberagaman kita. Mampu mengelola dan menyelesaikan problem radikalisme dan terorisme.
Bagaimana dengan perkembangan upaya deradikalisasi?Itu yang tidak dipunyai negara lain. Negara lain hanya punya
hard approach dengan apa? Dengan penindakan. Kita kan ada deradikalisasi, pendekatan agama, pendekatan budaya, ada kerja sama ormas besar Islam di negara kita.
Bagaimana dengan efektivitasnya di lapangan?Ya ini kan masalah. Kalau kita ideologi mesti dilawan dengan ideologi. Disadarkan dengan ideologi. Agama, hal yang berkaitan harus disadarkan dengan nilai-nilai yang berkaitan dengan agama. Kedua juga karena UU kita memang tidak memungkinkan untuk lakukan tindakan sebelum kejadian. Itu yang pentingnya revisi UU Terorisme secepatnya.
Seberapa penting komponen TNI dilibatkan dalam hal ini?Seluruh komponen bangsa harus ikut. Seluruh komponen dan elemen bangsa harus ikut, apalagi TNI, harus. Terutama, pada tempat sulit misalnya di udara, di laut, di tempat tertentu yang memang TNI memiliki keahlian yang memungkinkan dan juga yang berkaitan dengan luar negeri. Itu atas perintah presiden.
Ada kecenderungan terorisme ke Asia Tenggara, dan ke Indonesia. Bagaimana dengan hal ini?Siapa yang bilang ke Indonesia? Enggak pernah denger kita. Di Marawi ada, di depan kita ada peristiwa Marawi yang memang ya itu perlu diantisipasi yang dari Suriah, Marawi, harus diantisipasi semuanya.
Bagaimana dengan permintaan untuk setop kriminalisasi ulama?Semua ini kan sama di mata hukum. Jadi harus lihat itu. Tiap hari kita sama ulama. Kita kan tiap hari di Jakarta, juga tiap hari ketemu ulama, undang ulama, kalau ke daerah juga ketemu 60-80 ulama. Saya belum pernah dengar itu. Belum pernah dengar (kriminalisasi) ke provinsi, ke daerah, kita malam ketemu 60-80 tidak ada yang bicara itu.
(asa)