Penyelundupan Sabu Satu Ton Bukti Keamanan Perairan Longgar

CNN Indonesia
Minggu, 16 Jul 2017 10:55 WIB
Kapolri Tito Karnavian menyebut, keamanan perairan Indonesia masih longgar. Tak heran, penyelundupan sabu satu ton dari Taiwan tak terdeteksi.
Kapolri Tito Karnavian menyebut keamanan perairan Indonesia masih longgar sehingga penyelundupan sabu satu ton dari Taiwan tak terdeteksi. (CNN Indonesia/Hesti Rika Pratiwi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian menyatakan, penyelundupan sabu seberat satu ton dari Taiwan ke Indonesia menjadi peringatan bahwa wilayah keamanan kawasan perairan masih sangat longgar.

"Bayangkan, kok bisa tidak terdeteksi. Ini jadi peringatan bagi kita bahwa perairan Indonesia ternyata sangat longgar," kata Tito di Monas, Jakarta, Minggu (16/7).

Polisi diketahui berhasil menggagalkan penyelundupan sabu seberat satu ton yang dikendalikan oleh Lin Ming Hui, Chen Wei Cyuan, Liao Guan Yu, dan Hsu Yung Li.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sabu seberat satu ton itu dibawa masuk ke Indonesia menggunakan kapal melintasi laut dari Taiwan sampai ke Anyer, Banten.


Lin Ming ditembak mati petugas lantaran melawan saat ditangkap. Chen Wei dan Liao Guan berhasil ditangkap hidup-hidup, sementara Hsu Yung kabur dan saat ini masih dalam pengejaran.

Tito menyebut, jaringan narkoba internasional itu memilih memasukan sabu ke Indonesia menggunakan kapal agar tak mudah terlacak dan bisa diangkut dalam jumlah besar. Mereka menggunakan kapal pesiar untuk mengelabui petugas.

Jenderal bintang empat itu mengaku heran bahwa jaringan internasional mampu menembus perairan sentral Indonesia, masuk melalui perairan Kepulauan Natuna, kemudian ke Bangka dan sampai ke Anyer, Banten.

Tito telah memerintahkan jajarannya untuk mengecek jalur perlintasan penyelundupan sabu tersebut.


"Kok bisa kapal Taiwan ke dekat Jakarta, masuk (perairan Jawa), ke Anyer, Selat Sunda, kok bisa lolos. Ini jadi peringatan kita," tuturnya.

Menurut Tito, dalam penyelundupan narkoba ini, mereka telah membentuk jaringan dengan skala international. Mantan Kapolda Metro Jaya itu mengklaim, sudah paham cara kerja jaringan bisnis barang haram tersebut.

Tito menambahkan, kunci utama untuk memutus mata rantai peredaran narkoba ini adalah menindak tegas bandar besar yang menjadi pemasok sekaligus menekan para pengguna yang ada di Indonesia.


"Ini network (jaringan), kami sudah paham. Network ibarat sistem, saling bergantung satu sama lain. Tapi, yang utama jantungnya bandar besar," tegasnya.

"Tolong dicatat, perintah Kapolri untuk tegas pada bandar, bandar yang utama. Mereka yang jadi jantung penggerak jaringan," pungkas Tito.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER