Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Republik Indonesia telah bersepakat dengan Komisi Pemberantasan Korupsi untuk membentuk tim investigasi yang bertugas mengungkap kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan. Pembentukan tim akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, rencana pembentukan tim investigasi telah disampaikan ke KPK sejak 16 Juni lalu saat dirinya menggelar pertemuan dengan sejumlah komisioner lembaga antirasuah itu.
"Kami ingin teman KPK bisa bergabung, membentuk tim gabungan Polri dan KPK, baik tim lidik, lapangan maupun analisnya. Kami terbuka untuk itu," kata Tito kepada wartawan di Kantor Presiden, Senin (31/7).
Tito melanjutkan, tim yang akan dibentuk Polri dan KPK bukan tim independen pencari fakta seperti banyak disarankan sejumlah kalangan. Tim itu adalah tim investigasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kerja tim itu nantinya adalah menindaklanjuti temuan-temuan yang telah dikumpulkan Polri demi mengungkap kasus penyerangan terhadap Novel.
"Bukan tim pencari fakta, kalau pencari fakta tidak
pro justisia, hasilnya tak dapat dijadikan barang bukti untuk ke pengadilan. Makanya kami membentuk tim investigasi karena kami menganggap sudah ada tindakan pidana," tutur Tito.
Novel Baswedan disiram air keras oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017, usai melaksanakan salat Subuh di masjid dekat rumahnya di Jakarta Utara .
Akibat siraman air keras itu Novel mengalami luka parah pada kedua matanya dan hingga kini dia masih menjalani perawatan di Singapura.
Hingga hari ini, polisi telah memeriksa sejumlah orang yang dicurigai sebagai pelaku teror,namun belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka.
Sementara itu Novel dalam wawancara dengan majalah Time menduga ada keterlibatan petinggi Polri dalam teror penyiraman keras itu.