Jakarta, CNN Indonesia -- Agus Harimurti Yudhoyono meninggalkan dunia militer sejak tahun 2016. Dia mengaku sengaja meninggalkan zona nyaman di dunia militer untuk satu cita-cita yang lebih besar demi negara.
"Saya merangkak mulai dari nol dengan tujuan untuk negara. Dalam hidup kita tidak boleh takut berjuang dan mudah menyerah," kata pria yang biasa disapa AHY saat peresmian The Yudhoyono Institute di Jakarta Theater, Kamis (10/8).
AHY tidak merinci tujuan yang dimaksudnya. Dia hanya mengatakan, karir militer yang ditinggalkannya sangat menjanjikan.
Selain itu, menurut AHY, berjuang tidak harus di dunia militer. Perjuangan bisa juga dilakukan lewat cara lain. Katanya, menjadi seorang patriot tidak harus identik dengan militer, dan tidak melulu harus dengan mengangkat senjata, seperti di era kemerdekaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di zaman reformasi seperti sekarang, perjuangan bisa dilakukan dengan berbagai cara.
"Ketika mengirup udara kemerdekaan tak lagi berjuang patriot angkat senjata," katanya.
Seorang anggota TNI/Polri, dan olahragawan pun bisa berjuang lewat cara masing-masing. Katanya, patriot ada di berbagai profesi. TNI/Polri ada di berbagai belahan negara dan dunia berjuang untuk negara.
"Setiap orang adalah patroit," kata AHY.
Dikatakannya, tantangan seorang patroit abad 21 lebih berat ke depannya.
"Dulu kalau ketik pakai mesin tik, bersurat, sekarang WhatsApp. Sekarang hanya gunakan perangkat sederhana yang kita kantongi
smartphone," katanya.