Jakarta, CNN Indonesia -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memperkirakan rekahan yang ada di kawah Gunung Agung memiliki ukuran 50-100 meter.
Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVBMG Devy Kamil mengatakan, rekahan tersebut berada di tengah kawah dan tertutup asap yang mulai keluar.
Karena itu pemantauan satelit yang dilakukan oleh PVMBG tidak bisa mendapatkan hasil secara pasti.
"Kalau kami ukur mungkin sekitar 50-100 meter, tapi itu enggak bisa secara pas karena tertutup asap," kata Devy kepada CNNIndonesia.com, Jumat (29/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain rekahan, pemantauan lewat satelit yang dilakukan oleh PVMBG juga menemukan adanya citra panas dari Gunung Agung.
 Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino |
Citra panas itu, kata Devy menunjukkan adanya pemanasan oleh magma yang terjadi seiring dengan peningkatan kegempaan yang terjadi di Gunung Agung.
Penghitungan kegempaan yang dilakukan oleh PVMBG ditambah dengan hasil pemantauan satelit, diperoleh kesimpulan pergerakan magma terus mendekati permukaan.
"Kalo sekarang ditanya probabilitas, probabilitas untuk meletus saat ini masih besar dari pada probabilitas untuk tidak meletus," kata Devy.
Meski begitu, PVMBG kembali menegaskan pihaknya belum bisa menentukan kapan gempa tremor yang biasanya mendahului letusan gunung api akan terjadi.
Devy menyampaikan saat gempa tremor terjadi maka energi magma di tubuh gunung sudah mendesak lapisan penutup gunung.
"Begitu tremor, waktunya singkat. Kalau beruntung hitungan jam, kalau tidak waktunya bisa cepat sekali," kata Devy.
(sur)