Jakarta, CNN Indonesia -- Ahli digital forensik Universitas Gunadarma Ruby Alamsyah menilai, video yang menayangkan rekaman pemeriksaan politikus Hanura Miryam S. Haryani di kantor KPK berkualitas rendah. Menurut Ruby, hasil rekaman video tersebut mirip seperti rekaman dalam kamera pengawas (CCTV).
“Kualitas audio video kurang bagus. Sepertinya kamera yang digunakan mirip CCTV, resolusinya rendah,” ujar Ruby saat memberikan keterangan sebagai ahli dalam sidang kasus memberikan keterangan tidak benar dengan terdakwa Miryam di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (2/10).
Menurut Ruby, sebagai penegak hukum KPK semestinya menggunakan kamera berkualitas tinggi untuk memudahkan penyidik mengusut isi rekaman tersebut.
“Biasanya ada kamera kualitas tinggi sehingga dapat jadi pegangan penyidik apabila ada pihak yang meragukan,” katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ruby mengatakan, terdapat sejumlah pecakapan dalam rekaman video tersebut yang tidak terdengar jelas. Menurutnya, proses audit forensik akan kesulitan membuat transkip dengan kualitas audio video yang rendah.
“Rekaman itu memang kurang baik. Teknik audio forensik menjadi tidak maksimal karena ada yang tidak jelas,” tuturnya.
Meski demikian, Ruby tak dapat memastikan apakah video tersebut asli atau tidak. Ia harus melakukan analisis langsung pada video tersebut untuk dapat menyimpulkan hasilnya.
Dalam perkara ini Miryam didakwa memberikan keterangan tidak benar saat menjadi saksi bagi Irman dan Sugiharto dalam sidang kasus korupsi proyek pengadaan e-KTP.
Miryam juga mencabut keterangan di Berita Acara Pemeriksaan (BAP) karena mengaku diancam dan ditekan oleh penyidik KPK yakni Novel Baswedan, M Irwan Santoso, dan Ambarita Damanik. Meski telah diperingatkan oleh hakim agar berkata jujur, Miryam saat itu berkukuh ditekan oleh penyidik KPK.