Jakarta, CNN Indonesia -- Usai tiga pekan menjalani perawatan jantung di RS, Ketua DPR
Setya Novanto kembali menggawangi Rapat Pimpinan (Rapim) DPR, pada Kamis (12/10). Namun, belum ada arahan politik khusus darinya kepada pimpinan lain.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengatakan, Rapim DPR itu lebih banyak membahas surat-surat dan agenda yang padat menjelang akhir masa sidang.
"Karena kami banyak agenda yang menumpuk. Mulai dari RUU di pembahasan tingkat dua dari beberapa komisi, uji kelayakan dan kepatutan, dari Pansus Pelindo II dibawa ke Bamus," kata Fadli, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (12/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fadli, yang memimpin Rapim tersebut, mengaku tidak ada arahan khusus dalam rapat pimpinan yang disampaikan Novanto. Rapim itu, kata dia, rutin dilakukan sebelum dibahas di Badan Musyawarah (Bamus) DPR dan dibawa ke Rapat Paripurna DPR.
"Kita akan ada beberapa Rapat Paripurna. Tadi dalam Rapat Pengganti Bamus, Paripurna (digelar) 17 Oktober, terkait beberapa agenda, dan (rapat Paripurna tentang) RAPBN 2018 tanggal 25 Oktober," urai Fadli.
Senada, Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan menambahkan, Novanto tidak memberikan arahan khusus dalam Rapim itu.
"Pak Nov masih banyak mendengarkan surat masuk, kita semua mendengarkan membahas surat-surat masuk. Belum ada
policy apa-apa," aku dia.
Kegiatan
Setya Novanto, yang juga Ketua Umum Partai Golkar, itu diunggah oleh akun Twitter @sn_setyanovanto. Tampak situasi Rapat Pimpinan DPR RI yang memperlihatkan Novanto duduk bersama para wakilnya yaitu Fadli Zon, Taufik Kurniawan, dan Fahri Hamzah, di bagian ujung meja konferensi berbentuk oval, di ruang rapat Pimpinan DPR. Di sisi-sisinya tampak sejumlah staf.
Cuitannya menerangkan Rapim itu membahas berbagai surat yang masuk. Di antaranya, permohonan
courtesy call Duta Besar Kamboja, dan penjadwalan Pembicaraan Tingkat II RUU tentang Perlindungan Pekerja Indonesia di Luar Negeri (PPILN).
"Sistem kolektif kolegial, kinerja pimpinan DPR RI tak mengalami hambatan. Kami berkomitmen menyelesaikan pekerjaan secara cepat & tepat," tulis salah satu cuitan di akun Novanto itu.
Sebelumnya, selama tiga pekan Novanto menjalani perawatan di dua rumah sakit berbeda, RS MRCCC Siloam dan RS Premier, akibat komplikasi penyakit yang diidapnya. Novanto diketahui telah meninggalkan RS Premier pada Senin (2/10) malam.
Pada 29 September, Novanto memenangkan praperadilan atas status tersangkanya dalam kasus dugaan korupsi e-KTP. Tak lama berselang, Novanto dikabarkan sembuh dan keluar rumah sakit pada Senin 2 Oktober pekan lalu.
Setelah sembuh,
Setya Novanto kemudian mulai aktif kembali berkantor ke DPR sejak dua hari lalu dan memimpin rapat Golkar kemarin.