Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta terpilih, Anies Baswedan menegaskan akan menyikapi soal proyek reklamasi Teluk Jakarta, usai dilantik sebagai Gubernur DKI pada 16 Oktober 2017.
Selama masa kampanye Pemilihan Kepala Daerah DKI beberapa bulan silam, Anies dan Sandi menyatakan siap menolak reklamasi karena menganggap reklamasi memberikan dampak buruk kepada nelayan.
Selain itu, Anies menganggap proyek yang digarap di Pantai Utara Jakarta itu juga berakibat buruk bagi lingkungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anies mengutarakan hal tersebut dalam beberapa kesempatan saat kampanye dahulu, termasuk pada saat Debat Pilkada Jakarta putaran kedua pada 12 April 2017.
"Kalau nanya apa sikap kita, sikap kita adalah yang tertulis dalam kampanye, itulah sikap kita," ucap Anies di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (13/10).
Meski begitu, saat ini Anies masih enggan membeberkan secara konkret sikapnya terhadap reklamasi usai terpilih.
Dia berjanji bakal menjelaskan secara rinci tentang sikapnya terhadap reklamasi setelah dirinya menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Sementara itu, Ketua Tim Sinkronisasi Sudirman Said mengatakan telah merekomendasikan kepada Anies agar melakukan kajian secara komprehensif terkait proyek reklamasi.
Dia menganggap itu perlu dilakukan lantaran ada beberapa pulau yang telah dibangun oleh pemgembang.
"Kami akan kaji aspek hukum, ekonomi, lingkungan, sampai kepada pemanfaatan publik," ujar Sudirman.
Senada dengan Anies, Sudirman tidak bisa menjelaskan sikapnya tentang proyek reklamasi.
Dikatakan Sudirman, kesimpulan apakah reklamasi dilanjutkan atau tidak, hanya bisa dikeluarkan setelah Anies menjabat sebagai gubernur.
"Karena mesti dilihat betul apa yang terjadi di dalam," ucap mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Kabinet Kerja tersebut.
Pemerintah pusat melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mencabut moratorium proyek reklamasi di Teluk Jakarta. Dengan demikian, proyek 17 pulau reklamasi akan terus berlanjut.