Jakarta, CNN Indonesia -- Harapan dan kekhawatiran terhadap kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan dan Sandiaga Uno membayangi warga. Ada yang optimistis, ada juga yang pesimistis.
Pendapat Komarudin (31), warga Pulau Harapan, Kepulauan Seribu, Jakarta, misalnya. Dia memiliki harapan besar kepada pemimpin baru Ibu Kota itu.
Komarudin tak banyak menuntut kepada Anies-Sandi. Dia hanya meminta Anies-Sandi tak lagi menomorduakan warga kepulauan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Intinya janganlah buat kami jadi anak tiri kembali. Kami tidak minta apa-apa, hanya tolong pandang saja kami sebagai bagian dari DKI seperti yang dilakukan pemimpin sebelumnya,” kata Komarudin saat ditemui CNN Indonesia.com, di Pelabuhan Kali Adem, Jumat (13/10).
Komaruddin hari itu hendak menyebrang, kembali ke tempat tinggalnya di Pulau Harapan, satu dari sekian banyak pulau yang berada di kawasan Pulau Seribu.
Menurut Komarudin, pemimpin DKI seharusnya memperlakukan warga kepulauan selayaknya warga di empat wilayah kota DKI lainnya. Sebab, warga kepulauan juga memiliki hak dan kewajiban yang sama, termasuk memberi pemasukan untuk APBD.
Sayangnya, kata dia, warga kepulauan kerap diabaikan karena faktor jarak yang terlalu berlebihan. Untuk mencapai Pulau Harapan membutuhkan waktu tiga jam perjalanan dari Muara Angke, itu pun hanya ada satu kapal pengangkut setiap harinya.
 Anies Baswedan saat berkampanye di Kepulauan Seribu pada Pilkada DKI 2017. (CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman) |
Era AhokSemasa Ahok belum menjabat, kata Komarudin, warga Pulau Seribu bisa dibilang seperti warga kelas nomor dua. Warga kepulauan merasakan betul keterbatasan transportasi dan minimnya fasilitas dirasakan warga kepulauan.
Komarudin bercerita, jalanan berbatu dan saluran air yang tersumbat adalah potret Pulau Harapan sebelum Jokowi, Ahok, dan Djarot memimpin Jakarta.
"Dulu Pulau saya gitu aja, tata kotanya semrawut," kata Komarudin.
Perbedaan pun dirasakan Komarudin tatkala Ahok memegang kendali Ibu Kota.
Saat ini, pasukan pelangi yang bertugas membersihkan jalanan ibu kota terlihat di Kepulauan Seribu. Mulai pasukan orange, pasukan biru, bahkan pasukan pink berkeliaran di Pulau Harapan.
Selain itu, warga Pulau kini bisa menikmati fasilitas perjalanan gratis menggunakan moda transportasi umum Transjakarta setiap berkunjung ke Jakarta.
Warga pulau, kata Komarudin, hanya diharuskan menunjukan KTP, maka bebas naik Transjakarta tanpa repot membayar ongkos jalan.
"Enaknya begitu, jadi rasanya kami bukan anak tiri. Rasanya diakui,” kata Komarudin.
Komarudin tak mempersoalkan siapapun pemimpin ibu kota. Apalagi, yang akan memimpin Jakarta adalah pasangan Gubernur yang memang menang telak di Pulau Harapan.
Anies-Sandi tak mampu mengalahkan Ahok-Djarot di putaran pertama Pilgub DKI Februari lalu, tapi saat putaran kedua, Ahok-Djarot harus gigit jari karena mayoritas warga kepulauan memilih pasangan Anies-Sandi.
"Putaran pertama kalah, putaran kedua menang. Begitu memang, dia (Anies) juga sempat datang ke Pulau," kata Komarudin.
 Basuki Tjahaja Purnama menebar benih ikan kerapu di tempat pembudidayaan ikan di Kepulauan Seribu saat masih menjabat gubernur DKI, Selasa (27/9/2016). (CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman) |
Janji Anies untuk Kepulauan SeribuAnies selama berkampanye telah memetakan
tiga persoalan yang perlu dibenahi di kepulauan utara Jakarta tersebut, antara lain kesehatan, pendidikan, dan transportasi.
Di bidang kesehatan, kata Anies, hanya ada satu apoteker dan dua dokter gigi. Selain itu, jumlah bidan berkurang lebih dari 50 persen sejak tahun 2014. Pada 2014, ada 71 bidan namun tahun 2015 hanya tersisa 30 orang. Rumah sakit pun hanya ada satu dengan kapasitas 17 tempat tidur.
Menanggapi kondisi itu, Anies menjanjikan peningkatan kapasitas rumah sakit dengan memperbanyak jumlah tempat tidur menjadi 150 unit, menambah jumlah dokter gigi dan apoteker, serta menyediakan 10 unit ambulans apung.
Di bidang pendidikan, data pokok pendidikan tahun 2014/2015 mengungkap angka partisipasi murni (APM) untuk SMA sederajat di Kepulauan Seribu hanya 34,99 persen. Artinya, dari tiga anak usia SMA hanya satu anak yang bersekolah hingga tamat.
Anies kala itu menilai, posisi tersebut jauh lebih rendah dibanding Merauke 45,20 persen, Nabire 48,87 persen, Mimika 45,73 persen dan ratusan kabupaten/kota lainnya di Indonesia.
 Petugas mengevakuasi kapal pengangkut wisatawan yang terbakar di Muara Angke. Masalah transportasi di Kepulauan Seribu menjadi perhatian serius pemerintah. (REUTERS/Darren Whiteside) |
Anies lantas berencana mendirikan SMK Pariwisata, SMK Kelautan, dan pusat-pusat belajar masyarakat melalui program kejar paket C serta program kursus keterampilan.
Di sektor transportasi, Anies-Sandi menilai perlu ada penambahan jumlah kapal penumpang reguler atau bus laut, dari saat ini hanya sembilan kapal menjadi 30 kapal dengan rute terjadwal dan frekuensi berlayarnya yang lebih sering.
Kepulauan Seribu menjadi salah satu fokus dari 23 janji kerja Anies-Sandi jika terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta 2017-2022.
“Kepulauan Seribu akan dijadikan sebagai kepulauan pembangunan mandiri, yang artinya akan dibangun dan dikembangkan sebagai wilayah yang mampu menopang kesejahteraan warganya tanpa selalu bergantung pada pembangunan wilayah daratan,” kata Anies di Sekretariat Tim Pemenangan di Cicurug, Jakarta, Rabu (9/11/2016).
Komarudin, representasi warga Kepulauan Seribu, hanya bisa berharap Anies-Sandi tak lupa janji-janjinya saat kampanye. Anies-Sandi, kata Komarudin, harus menepati semua ucapan yang telah menjadi ikrar dalam janji kampanye.