Lebarkan Sungai, Anies Enggan Terburu-buru Menggusur Warga

CNN Indonesia
Sabtu, 21 Okt 2017 15:06 WIB
Anies Baswedan masih enggan menyebut penggusuran dalam pengerukan dan Pelebaran sungai demi mencegah banjir.
Bantaran Sungai Ciliwung yang sesak dengan pemukiman warga di kawasan Manggarai, Jakarta, Selasa (7/3). (Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Memasuki musim hujan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengagendakan pelebaran dan pengerukan sungai-sungai di ibu kota Republik Indonesia ini. Namun, ia enggan menyebut soal kemungkinan penggusuran warga yang tinggal di pinggir sungai.

"Yang urgent sekarang (adalah) keruk dulu, karena untuk pelebaran (sungai) perlu waktu, sambil kita satu-persatu pastikan lebar sungai memadai untuk air lewat," kata Anies, di kawasan Gunung Mas, Cisarua, Bogor, Sabtu (21/10).


Rencananya itu sejalan dengan keinginan warga. Anies mencontohkannya dengan pengalaman saat memantau tanggul jebol di Kelurahan Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (20/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seperti kemarin (Jumat), saya datang dan saya lihat. Hampir semua bilang 'Iya, Pak, memang ini harus dilebarkan. Harusnya (lebar sungai) 6 meter, tapi lebarnya 2 meter,'" kata Anies, menirukan obrolannya dengan warga Jatipadang.

Bicara tentang pelebaran sungai itu, Anies enggan menyebutkan akan ada penggusuran warga pinggir sungai untuk direlokasi kemudian seperti yang dilakukan pimpinan DKI sebelumnya.

"Sebentar, jangan buru-buru," kilah Anies, saat ditanya peluang penggusuran itu.

Menurutnya, upaya Pemprov melebarkan sungai tidak harus membuat warga pindah jauh dari tempat tinggalnya kini. Pihaknya akan melihat kondisi tiap-tiap lokasinya lebih dulu.

"Saya selalu sampaikan, penyelesaian kasus tidak bisa sama semua. Tiap-tiap kasus kita lihat, lahannya beda-beda, tingkat kepadatannya seperti apa. Jangan semua orang harus pindah," ujar Anies.


Tentang sumbangan banjir ke Jakarta dari kawasan Puncak, Bogor, yang diduga akibat masifnya pembangunan vila, Anies mengaku tidak bisa berkomentar lebih jauh.

"Saya tidak mau masuk wilayah Pak Gubernur Jawa Barat (Ahmad Heryawan), tetapi saya percaya bahwa penanganan masalah manajemen air ini lintas wilayah," ucapnya.

Meski begitu, Anies setuju soal perlunya penataan di bagian hulu. Baginya, Puncak merupakan tempat resapan air. Hal itu dirusak pembangunan vila dan pengalihan hutan menjadi kebun teh. Hal itu membuat air tak terserap ke tanah dan malah mengalir ke hilir, yakni Jakarta, serta menimbulkan banjir.

"Peningkatan volume air di sungai-sungai Jakarta meningkat sejak 1920-an dan tiap hari meningkat," tutup Anies.

Sejak masa kampanye Pilkada DKI 2017, Anies dikenal dengan wacana penataan kota tanpa penggusuran. Hal itu dikatakan, salah satunya, dalam debat peserta Pilkada DKI Jakarta, di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Jumat (13/1) .

"Kita akan tegas. Kita akan lakukan urban renewal, peremajaan kota, penataan ulang. Bukan dikosongkan," ujarnya.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER