Takdir Politik Dedi Mulyadi dan Visi Muliakan Rakyat

CNN Indonesia
Rabu, 25 Okt 2017 12:29 WIB
Dedi tak tahu nasibnya di pemilihan gubernur Jawa Barat 2018. Dia mengatakan, yang bisa ia lakukan saat ini hanya menanti takdir politik.
Dedi Mulyadi tak tahu alasan dirinya belum direkomendasikan oleh Golkar sebagai calon gubernur Jawa Barat. (CNN Indonesia/Mundri Winanto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dedi Mulyadi menyatakan siap maju sebagai calon gubernur di Pilkada Jawa Barat 2018 mendatang. Namun kesiapan dirinya belum mendapat respons dari Golkar, partai tempat ia bernaung.

Saat berkunjung ke kantor redaksi CNNIndonesia.com di bilangan Mampang, Jakarta Selatan, kemarin, Bupati Purwakarta itu mengaku tak tahu menahu terkait sikap partainya.

Tetapi Dedi tak berhenti bicara soal Pilkada Jawa Barat dan politik secara umum. Tanpa menunggu pertanyaan berikutnya, ia lantas menyoroti kondisi politik saat ini, terutama persoalan regenerasi kepemimpinan yang ia khawatirkan terancam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dia, ada problem besar dalam demokrasi hari ini. Semua orang semakin berorientasi pada kemenangan sehingga partai banyak mengesampingkan potensi kader yang dimiliki.


Dampak dari kondisi itu adalah menurunnya minat kader untuk berkompetisi. Orang-orang, terutama yang memiliki kualifikasi berdemokrasi, kuat dalam gagasan, tak berani bertarung di ranah yang lebih luas.

Dedi menyebut hal itu lantaran sosok yang bersangkutan menyadari akan terdegradasi sebelum dipilih oleh publik.

"Lalu kalau negara kehilangan stok kepemimpinan di berbagai daerah, maka jumlah orang pintar yang bertambah setiap harinya ini, jadi tak punya makna," kata Dedi.

"Saya sendiri masih konsisten bahwa berpolitik itu beradu gagasan, beradu kedekatan dengan masyarakat, berpolitik adalah berbuat baik. Dari seluruh rangkaian itu, kita tinggal tunggu takdir politiknya seperti apa," ujarnya menambahkan.

Dedi Mulyadi, dari Takdir Politik Hingga Visi Muliakan RakyatDedi Mulyadi saat berkunjung ke kantor redaksi CNNIndonesia.com, Selasa (24/10). (CNN Indonesia/Mundri Winanto)
Dedi memang belum melepas harapannya untuk bisa maju di Pilkada Jabar. Pembicaraan lantas beralih ke visi dan misi yang ia siapkan untuk rakyat Tanah Pasundan.

Visinya adalah membangun Jawa Barat yang berkarakter.

Menurut dia, visi tersebut bisa diwujudkan jika pembangunan daerah dilakukan dengan melekatkan identitas wilayah pada masyarakat, termasuk lingkungannya. Saat ini, Dedi menilai ada jurang antara individu atau warga, dengan teknis pembangunan.

Dalam konteks pembangunan berdasarkan identitas wilayah itu, dia menjelaskan empat wilayah di Jawa Barat yang memiliki karakteristik berbeda satu sama lain.

Wilayah-wilayah itu adalah Sunda Kulon meliputi wilayah Bogor dan Sukabumi; Sunda Priangan (Cianjur, Bandung, sebagian Ciamis, sebagian Kuningan, Garut, Purwakarta, Subang); Cirebonan (Indramayu, Majalengka, sebagian Subang, Karawang); dan Sunda Betawi (Depok, Bekasi, sebagian Bogor dan Karawang).

"Keempat ini semestinya membangun tataran lingkungan yang beridentitas," kata Dedi.


Ia melanjutkan, pembangunan di Jawa Barat juga harus merujuk pada filsafat sekaligus pedoman hidup orang Sunda: Rawayan Jati, yakni cara hidup bersama alam tanpa watak eksploitatif demi pertumbuhan lingkungan berkelanjutan.

"Ada tiga prinsip dasar orang Sunda itu: gunung harus dipenuhi pepohonan, bambu sebagai piranti konservasi; ngarai harus berisi kolam-kolam kecil yang lahirkan sistem budaya tata kelola air, sistem air tawar; pertanian menjadi sawah-sawah bertekstur. Kalau ini tertata baik, tidak akan ada bencana, kekeringan, banjir," ujarnya.

Muliakan Rakyat

Berdasarkan visi besar itu, Dedi menyusun misi bertajuk Memuliakan Rakyat Jawa Barat.

Ada sembilan program strategis yang diusung untuk memuliakan rakyat Jawa Barat di antaranya reformasi pengelolaan keuangan, mengembalikan fungsi konservasi, pembangunan infrastruktur berkelanjutan, hingga moratorium pengiriman TKI.

Dedi menempatkan reformasi pengelolaan keuangan di posisi teratas karena hal itu, menurut dia, kunci penting dalam merealisasikan visi besarnya.

Basis dari pengelolaan keuangan adalah keadilan wilayah dan kebutuhan publik. Di samping itu, Dedi berjanji menciptakan sistem keuangan yang terintegrasi antara Provinsi, Kabupaten, dan Desa agar daerah dapat menggunakan anggaran secara efektif.

"Sekarang kan tidak. Banyak program yang sama dilakukan beulang-ulang setiap tahun," kata dia.

Perbincangan dengan Dedi berakhir menjelang sore hari. Tak berselang lama, di bilangan Tebet, PPP secara resmi mendukung pencalonan Ridwan Kamil sebagai calon gubernur Jawa Barat.

PPP menjadi partai ketiga setelah NasDem dan PKB yang mendukung Kang Emil, sapaan Ridwan. Dengan tiga partai itu, Ridwan sudah memenuhi syarat mendaftar sebagai bakal calon gubernur Jabar.

"Malam ini adalah malam yang sangat istimewa, sangat mengharukan, karena mendapat kepercayaan dari PPP. Saya resmi diberi SK sebagai calon gubernur 2018-2023," kata Kang Emil merespons pencalonan dirinya oleh PPP.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER