Tangerang, CNN Indonesia -- Area di sekeliling pabrik kembang api yang terbakar di Kosambi, Kabupaten Tangerang dikelilingi warga yang penasaran. Tak hanya itu, ada pula kerabat yang menanti kepastian polisi tentang 10 karyawan pabrik kembang api milik PT Panca Buana Cahaya Sukses yang belum ditemukan.
Berdasarkan pantauan
CNNIndonesia.com, polisi memasang garis polisi membentang di luar pabrik yang berseberangan dengan SMP Negeri 1 Kosambi. Di belakang garis polisi itu bertumpuk warga yang penasaran atas kebakaran pabrik yang menewaskan puluhan jiwa kemarin.
Anggota kepolisian memasang garis polisi di luar pabrik kembang api terbakar di kawasan Kosambi, Kabupaten Tangerang, 27 Oktober 2017. (CNN Indonesia/Martahan Sohuturon) |
Sementara itu, di lokasi kebakaran, masih tercium bau sulfur yang merupakan salah satu bahan baku dalam pembuatan kembang api. Selain itu, di beberapa titik masih terlihat kepulan asap yang keluar dari balik puing-puing pabrik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah mobil pemadam kebakaran terlihat mendatangi lokasi itu sekitar pukul 8.51 WIB. Aparat kepolisian dari Polres Metro Tangerang dan Polda Metro Jaya pun terlihat berada di lokasi. Di antara mereka adalah Kapolres Metro Tangerang Komisari Besar Harry Kurniawan dan Kapolsek Teluk Naga Ajun Komisaris Fredy Yuda Satria.
Kebakaran di pabrik sekaligus gudang Kembang Api milik PT Panca Buana Cahaya Sukses itu terjadi pada Kamis (26/10) pagi. Secara keseluruhan api yang membakar pabrik itu baru bisa dipadamkan sekitar pukul 12.00 WIB.
Warga bertumpuk di belakang garis polisi untuk menyaksikan dari dekat lokasi pabrik kembang api yang terbakar di kawasan Kosambi, Kabupaten Tangerang, 27 Oktober 2017. (CNN Indonesia/Martahan Sohuturon) |
Sejauh ini diketahui kebakaran itu telah menyebabkan 47 korban tewas, dan kini jenazah-jenazah itu sudah berada di Rumah Sakit Polri Kramatjati untuk diidentifikasi identitas masing-masing. Di sana juga telah disediakan posko pengaduan untuk pihak keluarga yang ingin mencari korban tewas yang diduga sebagai keluarga.
Selain itu, 46 korban luka-luka menjalani perawatan di beberapa rumah sakit berbeda di sekitar.