Anies Sebut Bahasa Indonesia Jadi Pemersatu Masalah SARA

CNN Indonesia
Sabtu, 28 Okt 2017 15:23 WIB
Anies Baswedan memperingati Sumpah Pemuda di acara PKS Muda. Dalam pidatonya, Anies menyinggung Bahasa Indonesia menjadi solusi ketika ada permasalahan SARA.
Anies Baswedan memperingati Sumpah Pemuda di acara PKS Muda. Dalam pidatonya, Anies menyinggung Bahasa Indonesia menjadi solusi ketika ada permasalahan SARA. (CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman).
Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperingati Hari Sumpah Pemuda dengan menghadiri acara Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Anies datang dalam rangka peluncuran PKS Muda, sebuah komunitas untuk pemuda yang digagas oleh PKS.

Di acara itu Anies memberikan sambutan yang menyoroti pentingnya bahasa Indonesia yang berhasil menyatukan Indonesia sejak sebelum kemerdekaan. Hal itu sudah berlangsung hingga saat ini.

"Hari ini kita memperingati Sumpah Pemuda. Isi sumpahnya sudah dipelajari sejak sekolah dulu. Yang penting adalah menengok kembali bagaimana sumpah itu muncul dan dampaknya bagi Indonesia sekarang ini," kata Anies dalam acara launching PKS Muda di Epicentrum, Jakarta, Sabtu (28/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dalam rangka Hari Sumpah Pemuda ini, dalam kesempatan tersebut bekas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu bercerita tentang sejarah Sumpah Pemuda pada 1928. Anies mengatakan, para pemuda menyepakati bahwa Bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan.

Sejak itu, Anies menilai hingga kini bahasa Indonesia menjadi alat pemersatu masyarakat Indonesia yang kerap berseteru. Menurut Anies, Bahasa Indonesia menjadi solusi untuk mengadapi permasalahan hari ini, misalnya permasalahan suku, agama, ras, dan antargolongan atau SARA yang kerap muncul di masyarakat.

Anies membandingkan Indonesia dengan negara-negara lain. Ketika ada permasalahan SARA, mereka-mereka yang bersengketa bisa duduk bersama bermusyawarah dengan menggunakan bahasa Indonesia, tanpa perlu penerjemah.


"Kita hari ini sering kali menghadapi masalah antaretnis, masalah antarkelompok, antarsuku, antaragama. Masih dinamika itu jalan terus. Tapi satu hal, ketika ada pihak yang bersengketa mereka bisa dipanggil duduk satu meja tapi tidak perlu penerjemah untuk bernegosiasi," tutur Anies.

Untuk itu, Anies mengajak para pemuda untuk memperkaya Bahasa Indonesia dengan tidak mengambil serapan dari bahasa asing. Bahasa Indonesia akan lebih kaya pembendaharannya jika mengadopsi dari bahasa daerah lain.


"Kita serapnya dari dalam negeri saja maka bukan hanya bahasa Indonesia lebih kaya tapi bahasa daerah juga ikut berkembang," ujar Anies.

Meski begitu, Anies juga menginginkan, agar generasi muda tetap mempelajari dan menguasai bahasa asing bisa bersaing di kancah internasional.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER