Ibu Peluk Anak Tewas Tertimbun Longsor di Kabupaten Bandung

CNN Indonesia
Selasa, 31 Okt 2017 19:17 WIB
Longsor di Desa Cipelah, Kabupaten Bandung, menerjang dua rumah setelah hujan deras mengguyur wilayah itu sejak Senin siang hingga tengah malam.
Ilustrasi longsor di Kabupaten Bandung. (ANTARA FOTO/Siswowidodo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Satu keluarga terdiri dari suami-istri dan dua anak tewas setelah rumah mereka tertimbun tanah longsor yang terjadi pada Selasa (31/10) pukul 00.00 WIB di Kampung Muara RT 03/06, Desa Cipelah, Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Satu keluarga yang meninggal dunia tersebut adalah Ujang Rukmana (40), Usu Hayati (35), Dini Nur Fadilah (10), dan Nanda (7 bulan).

"Korban sedang tertidur saat terjadi longsor. Korban Usu Hayati ditemukan sedang memeluk Nanda dalam keadaan meninggal dunia," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan yang diterima CNNIndonesia.com, hari ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sutopo melanjutkan, saat ini seluruh korban longsor sudah dievakuasi dan telah dimakamkan di tempat pemakaman umum setempat.

Longsor di Desa Cipelah sebenarnya menerjang dua buah rumah. Namun korban jiwa hanya terjadi di rumah Ujang lantaran rumah lain yang diterjang longsor tidak berpenghuni.

Kondisi kedua rumah itu tepat berada di bawah lereng tebing 25 meter. Menurut Sutopo, rumah itu terkena longsoran tanah setelah hujan di Desa Cipelah yang berlangsung sejak Senin siang hingga tengah malam.

Jawa Barat sudah ditetapkan sebagai daerah rawan longsor. Hampir setiap tahun terjadi longsor dan menimbulkan korban jiwa dan kerugian ekonomi masyarakat.

Berdasarkan catatan BNPB, peristiwa tanah longsor di Jawa Barat selama tahun 2005-2017 telah terjadi sebanyak 994 kejadian. Dari jumlah itu, terdapat 636 orang meninggal dunia, 611 orang luka-luka, dan 83.479 jiwa mengungsi dan menderita.


Saat ini, lanjut Sutopo, sekitar 3 juta jiwa masyarakat di Jawa Barat masih tinggal di daerah rawan sedang hingga tinggi dari bahaya longsor.

Daerah yang memiliki risiko sedang hingga tinggi longsor antara lain di Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Bandung Barat, Garut, Sumedang, Tasikmalaya, Pangandaran, Ciamis, Subang, Kuningan, Majalengka dan Purwakarta.

"Mereka tinggal di lereng-lereng perbukitan dan pegunungan yang rawan longsor dengan kemampuan mitigasi yang masih sangat terbatas," ujarnya.

Bencana longsor juga sering terjadi di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Catatan BNPB selama tahun 2005-2017, di Jawa Tengah telah terjadi bencana longsor sebanyak 1.381 kejadian yang menyebabkan 546 orang meninggal dunia, 542 orang luka-luka, dan 31.040 orang menderita dan mengungsi.

Di Jawa Timur, tercatat ada 497 peristiwa tanah longsor selama tahun 2005-2017 yang menyebabkan 139 orang meninggal dunia, 324 orang luka-luka, dan 187.547 orang menderita dan mengungsi.


BNPB mengimbau masyarakat untuk selalu meningkatkan kewaspadaannya menghadapi longsor. Pemerintah daerah juga diminta meningkatkan sosialisasi dan memberikan informasi kepada masyarakat, terutama seiring meningkatnya curah hujan selama musim penghujan. Puncak kejadian longsor umumnya pada bulan Januari.

"Periksa kondisi lingkungan sekitarnya apakah sudah ada tanda-tanda longsor seperti munculnya retakan-retakan tanah, amblesan tanah dan lainnya," kata Sutopo. 

"Saat hujan deras, masyarakat yang tinggal di bawah lereng atau tebing hendaknya berjaga. Jika perlu mengungsi ke tempat yang aman untuk sementara waktu. Kenali bahayanya dan kurangi risikonya," katanya menegaskan.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER