Jakarta, CNN Indonesia -- Polri memastikan sebanyak lima orang warga negara Indonesia yang dideportasi oleh otoritas Turki terlibat dalam jaringan kelompok teroris yang berafilisasi dengan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Kelimanya dideportasi lantaran hendak masuk ke wilayah Suriah melalui Turki belum lama ini.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan, kelimanya diduga bergabung dalam jaringan kelompok teroris luar negeri atau foreign terroris fighter (FTF).
"FTF ini warga negara Indonesia. Mereka melakukan kegiatan di luar negeri mendukung ISIS. Mereka melakukan kegiatan di Turki kemudian dideportasi," kata Setyo di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Senin (6/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tempat yang sama Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul membeberkan inisial kelima terduga teroris, yakni empat laki-laki MH (24), RW(24), SY atau Abu H (41), dan AMH (24), serta satu orang perempuan MID (43).
Martinus pun menjelaskan profil singkat kelimanya. MH merupakan WNI kelahiran Selandia Baru yang tinggal di Bangkahulu, Bengkulu. Kemudian, RW adalah seorang mahasiswa yang sehari-hari juga bekerja sebagai penjual pakaian lewat media sosial.
Lalu, SY adalah WNI kelahiran Surakarta yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang alat tulis. SY diduga mendapat bantuan finansial dari pihak ketiga untuk berangkat ke Suriah.
Selanjutnya, AMH adalah WNI kelahiran Surakarta yang berprofesi sebagai penjual galon air minum dan sudah pernah pergi ke Suriah sebanyak dua kali. AMH pun diduga mendapatkan bantuan dana dari pihak ketiga untuk berangkat ke Suriah.
Sedangkan, MID adalah WNI yang beralamat tinggal di Bandar Lampung dan sehari-hari menjual baju muslim lewat internet.
Menurutnya, kelima WNI itu berangkat ke Suriah setelah menerima informasi dari grup di aplikasi tukar pesan Telegram. Beberapa diantaranya sudah pernah berada di Suriah dan berfoto di sana.
Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri pun, lanjut Martinus, masih melakukan penyidikan lebih lanjut terhadap kelima WNI terduga teroris ini. Dia menduga, kelimanya tidak bergerak sendirian untuk berangkat ke Suriah.
"Karena mereka pasti tidak sendiri, meski ada yang disebut lonewolf (teroris yang bergerak sendiri). Mereka ada kaitan lainnya dengan jaringannya, kenal ini, kenal itu," katanya.
(osc)