Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar upacara peringatan Hari Pahlawan yang jatuh setiap 10 November. Sejak pukul 07.20 WIB, para pegawai KPK berbaris depan halaman dengan pakaian batik.
Wakil Ketua KPK Saut Situmorang bertugas sebagai inspektur upacara. Dalam pidatonya, Saut menegaskan perjuangan antikorupsi merupakan bentuk kepahlawanan.
"Seperti yang kita sampaikan tadi, bahwa kepahlawanan versi generasi now adalah antikorupsi. Mereka harus jujur, peduli, mandiri, disiplin, bertanggung jawab, sederhana, adil bahkan sabar," kata Saut usai upacara di KPK, Jakarta Selatan, Jumat (10/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saut menjelaskan sifat tidak sabar merupakan salah satu sebab korupsi yang sering terjadi di Indonesia. Seperti seseorang yang ingin mendapatkan sesuatu dengan tidak sabar.
"Nah kalau orang enggak sabar kemudian melakukan sesuatu, kalau ketemu barang bukti, ya dibawa ke depan pengadilan," kata Saut.
Saut mengatakan, KPK menghadapi ujian dalam menangani kasus seperti praperadilan atau dalam bentuk apa pun. Menurutnya hal itu merupakan salah satu jalan untuk memastikan KPK menjadi pahlawan antikorupsi.
Mantan staf ahli Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu sadar KPK menghadapi tantangan dalam memberantas korupsi. Saat pidato ia menyampaikan sadar atau tidak perjuangan KPK semakin berat.
Namun Saut tidak menjelaskan apa yang ia maksud sebagai tantangan berat. Disinyalir, tantangan berat itu terkait pelaporan dia dan Ketua KPK Agus Rahardjo oleh rekan kuasa hukum Setya Novanto, Fredrich Yunadi, ke polisi atas dugaan surat palsu pencegahan dan penyalahgunaan wewenang.
"Pada bagian lain kita juga harus kuat, berani, enggak takut, bertanggung jawab, tekun, dan selanjutnya. Kemudian itu perlu kita ingatkan kembali, kadang kita suka terkondisi dengan respons dari luar. Kita mengingatkan semua barisan kita tadi, bahwa perjuangan ini tidak gampang," kata Saut.
Sejumlah pahlawan Indonesia, kata Saut, sampai saat ini masih ada yang tidak diketahui di mana dimakamkan. Karenanya, dari hal tersebut Saut menyimpulkan bahwa KPK tidak boleh takut menghadapi tantangan yang semakin berat itu.
"Itu yang saya sebutkan tadi, harus berani menyelam di tempat sedalam-dalamnya walau tanpa tabung oksigen. Jadi kalau kita dituntut, kalau kita katakanlah dilalukan cek and balance, katakanlah begitu, itu suatu proses yang biasa saja dan kita enggak akan goyah di situ," kata Saut.
(osc/djm)