Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, pria mencurigakan di lingkungan Istana Negara, Basufi Tarsiwan pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Banyumas selama tiga bulan pada 2016.
Riwayat kejiwaan Basufi, kata Argo, diketahui dari keterangan sang kakak. Namum Argo enggan menyebutkan secara rinci identitas dari kakak Basufi yang memberikan keterangan tersebut.
"Kakaknya menyampaikan bahwa pada tahun 2016 yang bersangkutan pernah berobat ke rumah sakit jiwa di Banyumas selama tiga bulan," ujarnya di Mapolda Metro Jaya, Selasa (14/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Argo mengatakan, awalnya Basufi hendak pulang bersama kakaknya ke Banyumas. Mereka datang ke Jakarta dari Tangerang.
Namun setibanya di Jakarta, Basufi justru menghilang tanpa diketahui kakaknya. Dia pun berusaha mencarinya tetapi tidak ditemukan.
Argo mengatakan, polisi pun mendapatkan kontak kakak Basufi. Saat dihubungi, kakak Basufi pun mendatangi Polsek Gambir untuk memberikan keterangan soal Basufi.
"Yang bersangkutan menghilang, ternyata dia datang ke Istana Negara. Informasi dari keterangan BP, dia akan bertemu presiden," ucapnya.
Namun, Basufi tidak mengikuti prosedur yang benar untuk bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo. Argo mengatakan, Basufi langsung memasuki pintu dua Istana Negara dan berujung diamankan oleh Paspampres.
"Tentunya untuk bertemu dengan pimpinan negara sebagai lambang negara, simbol negara, harus ada prosedur yang dilalui tetapi dia langsung masuk pintu dua dan diamankan Paspampres dan diserahkan ke Polsek Gambir," ucapnya.
Terkait ucapan ISIS, Argo membantah hal tersebut. "Yang bersangkutan setelah kami periksa tidak pernah menyampaikan dia adalah dari kelompok ISIS," tuturnya.
Saat ini, Argo mengatakan, Basufi masih menjalani pemeriksaan di Polsek Gambir. Namun Argo belum dapat memastikan apakah Basufi akan dipulangkan atau ditahan.
(djm/djm)