Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ingin memastikan peristiwa kecelakaan yang menimpa Ketua DPR Setya Novanto. Tersangka kasus dugaan korupsi proyek pengadaan e-KTP itu mengalami kecelakaan tunggal saat berada di dalam mobil Toyota Fortuner dengan nomor polisi B 1732 ZLO di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (16/11).
"Prinsipnya, kronologi secara lengkap dan informasi-informasi lebih rinci menjadi perhatian KPK," ujar Juru Bicara KPK Febri Diansyah di Gedung KPK, Jakarta.
Selain itu, KPK ingin mengetahui kondisi Setnov dan penumpang lainnya yang berada di dalam mobil berwarna hitam tersebut. KPK juga ingin mengecek keadaan terkini usai mobil yang pernah dipakai Setnov memenuhi pemeriksaan KPK pada 14 Juli 2017 itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Misalnya kalau memang terjadi benturan atau kecelakaan. Kalau memang itu terjadi. maka harus dilihat sejauh mana akibatnya terhadap para penumpang di dalamnya," kata dia.
Febri menyebut tak tertutup kemungkinan orang-orang yang ada di dalam mobil bersama Ketua Umum Partai Golkar itu akan diperiksa untuk mengetahui bagaimana peristiwa sebenarnya.
"Beberapa proses wawancara dan lainnya tentu akan kami perhatikan lebih lanjut, itu peristiwanya terjadi kapan. Namun yang paling penting bagi KPK adalah memastikan kronologi saat kecelakaan tersebut," ujarnya.
Menurut Febri, yang paling penting adalah ketika seseorang saksi atau tersangka dipanggil kemudian sakit dan perlu mendapat perawatan di rumah sakit, maka tim penyidik KPK perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Wajar KPK DatangSektetaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham menganggap wajar kedatangan penyidik KPK datang ke RS Medika Permata Hijau untuk melihat kondisi Setnov. Menurutnya hal itu tak jauh berbeda dengan kehadiran penyidik KPK ke rumah Novanto kemarin malam.
"Novanto sebenarnya kan datang ke KPK tapi karena kecelakaan dan saya kira penyidik KPK wajar datang. Kan di samping ingin melihat langsung bagaimana kecelakaan, tentu juga melaksakaan tugas sebagai penyidik," kata Idrus di RS Medika Permata Hijau.
Partai Golkar, kata Idrus, tidak mempermasalahkan penyidik yang ingin melihat kondisi Novanto. Ia menegaskan prinsip dasar Partai Golkar menjunjung Indonesia sebagai negara hukum.
"Karena itu kami hormati seluruh proses hukum yang dilakukan KPK sesuai aturan, sesuai fakta untuk cari kebenaran dan keadilan. Saya kira itu, jadi kita hormati proses yang ada," kata Idrus.
Meski begitu, Idrus sadar banyak kritik yang datang dari senior dan kader Partai golkar mengenai status Novanto sebagai tersangka dugaan korupsi e-KTP. Semua pendapat tersebut akan ditampung namun tidak semua akan dijalankan.
Lebih lanjut, Idrus mengaku belum tahu mengenai kronologi kecelakaan dan kondisi Novanto. Sebelum datang ke rumah sakit, ia menghadiri pertemuan dengan ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar se-Indonesia.
(osc/gil)