Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Gerakan Muda Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia menyatakan, banyak kejanggalan di balik kecelakaan Ketua DPR Setya Novanto di kawasan Permata Berlian, Jakarta Selatan, Kamis (16/8) malam. Selain itu, Doli juga menduga Setnov 'sengaja' mengalami kecelakaan.
Doli melihat kecelakaan Setnov tersebut seolah bagian dari rekayasa untuk terbebas dari jerat hukum KPK dalam kasus dugaan korupsi proyek e-KTP.
"Banyak sekali kejanggalan yang kita bisa saksikan dengan peristiwa kecelakaan SN tadi malam itu," ujar Doli dalam pesan singkat, Jumat (17/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejanggalan pertama, menurut Doli, terkait kendaraan yang digunakan Setnov. Menurutnya, dengan harta melimpah Setnov tidak mungkin menggunakan mobil Toyota Fortuner.
Kejanggalan kedua terkait dengan ketiadaan pengawalan kepolisian ketika Setnov bepergian. Ia menilai, Setnov seharusnya mendapat pengawalan
voorijder karena statusnya sebagai Ketua DPR.
Ketiga, alasan kecelakaan karena Setnov tergesa-gesa ingin ke KPK, menurut Doli, juga tidak masuk akal. Pasalnya, sehari sebelum kejadian Setnov menghilang dari kediamannya saat hendak ditangkap penyidik KPK.
"Keempat, bila dilihat dari kerusakan mobilnya, itu masuk kategori kecelakaan ringan dan seperti dengan sengaja ditabrakkan. Jadi tidak ada yang bisa terluka parah dengan kecelakaan aneh itu," ujarnya.
Lebih jauh Doli menduga Setnov 'sengaja' mengalami kecelakaan dan memanfaatkannya.
Dia memprediksi Setnov akan beralasan lupa ingatan akibat kecelakaan itu agar kasusnya tidak dapat diteruskan. Setnov juga bakal meminta pengobatan ke luar negeri agar semakin terbebas dari genggaman KPK.
"Saya menduga skenario berikutnya SN akan menyatakan dirinya gegar otak, amnesia, lupa ingatan, dan berharap kasusnya tidak dapat diteruskan," ujar Doli.
Karena itu Doli meminta KPK bersikap tegas untuk mengantisipasi skenario Setnov tersebut, salah satunya dengan melakukan penahanan. Apalagi masyarakat mendukung KPK dalam menangani masalah Setnov di kasus dugaan korupsi proyek e-KTP ini.
"Kita tinggal menunggu ketegasan, kecerdikan, dan gerak cepat KPK. Jangan biarkan lagi untuk kesekian kalinya mau dikelabui oleh SN. Rakyat sepenuhnya mendukung dan berada di belakang KPK," ujarnya.
(osc/wis)