Usul Dana Hibah Musala Djarot 'Diserap' Anies di RAPBD 2018

Ramadhan Rizki Saputra | CNN Indonesia
Senin, 27 Nov 2017 20:20 WIB
Dana hibah di RAPBD 2018 untuk masjid dan musala masih mengakomodasi usulan Gubernur DKI terdahulu, Djarot Siaful Hidayat.
Ilustrasi musala. RAPBD DKI 2018 memberikan dana hibah maksimal Rp 100 juta kepada sejumlah masjid dan musala di DKI. (Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemberian dana hibah kepada 104 badan, lembaga, organisasi swasta, hingga organisasi masyarakat dalam Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (RAPBD) tahun 2018, menyasar sejumlah masjid dan musala.

Beberapa hibah yang dikabulkan adalah ide Gubernur DKI Jakarta saat masih dijabat Djarot Saiful Hidayat.

Berdasarkan situs apbd.jakarta.go.id yang diakses pada Kamis (23/11), anggaran dana hibah di RAPBD 2018 tersebut mencapai Rp 1,7 Triliun. Hibah yang juga diberikan ke beberapa masjid dan musala di Jakarta itu angkanya mencapai Rp 20 juta sampai Rp100 juta per masjid/musala.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu musala yang mendapat dana hibah paling besar dalam RAPBD DKI Jakarta 2018 adalah Musala Nurul Yaqin. Musala ini terletak di Jalan Raya Tengah, Kelurahan Gedong, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Ketika disambangi pada Jumat (24/11), musala tersebut sedang direnovasi secara besar-besaran.


Akibat proses renovasi, bangunan musala kini tampak laiknya konstruksi bangunan yang berukuran lebih besar. Bahan bangunan masih berceceran di lantai. Proses renovasi dinding dan langit-langit masih berjalan di lantai bawah. Di lantai atas, tampak pengerjaan tiang-tiang pondasi.

Terlihat kotak dan jaring besar berwarna biru yang berada di tengah jalan untuk menarik sumbangan dari pengendara yang lewat. Terdapat pula spanduk yang bertuliskan "Mohon doa restu pembangunan Musala Nurul Yaqin" yang terletak di depan musala itu.

Sebanyak empat pekerja masih sibuk mengerjakan tugasnya masing-masing. Ada yang masih merapikan bagian atas musala, ada juga yang sedang menata dinding musala di lantai bawah.

Ketua Pengurus Musala Nurul Yaqin, Syarifuddin, mengatakan, musala ini akan diubah menjadi masjid. Sebab, musala yang sudah dibangun puluhan tahun silam itu sudah tak bisa menampung jumlah jamaah. "Iya makanya sedang dipugar, sedang diperluas agar punya 2 lantai," ujarnya.

Menurutnya, bantuan dana hibah sebesar Rp 100 juta itu didapat berkat komitmen bantuan dari Djarot Saiful Hidayat yang saat itu sedang berkampanye di wilayah tersebut pada putaran kedua Pilkada DKI 2017, April lalu. Djarot, kata dia, saat itu melihat kondisi musala yang masih dalam proses renovasi total. Ia pun berjanji membantu dalam hal keuangan.

"Iya kan Djarot datang, dia bilang mau bantu renovasi musala," ungkap dia.

Beberapa hari kemudian, janji itu mulai terwujud. Pihak Pemprov DKI datang meninjau lokasi untuk menilai musala/masjid yang layak menerima bantuan dana hibah.

"Iya mereka datang, seperti survei gitu, mencatat kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan musala," imbuh dia.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, mengikuti Rapat Paripurnan DPRD DKI Jakarta yang beragendakan tanggapan Gubernur terkait Raperda tentang RAPBD 2018 dan Visi Misi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rabu (15/11). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam Rapat Paripurna DPRD DKI Jakarta yang beragendakan tanggapan Gubernur terkait Raperda tentang RAPBD 2018 dan Visi Misi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rabu (15/11). (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Syarifudin sendiri baru mengetahui informasi didapatkannya dana hibah bagi musalanya dari tetangganya, pada Kamis (23/11) malam. Selama ini musala tersebut belum pernah mendapatkan bantuan dari Pemprov DKI. Pengurus, kata dia, hanya mengandalkan sumbangan donatur dan masyarakat sekitar.

"Dananya kurang terus, kita total butuh 1,5 milyar, makanya renovasi ini enggak selesai-selesai," aku dia.

Pengurus musala, lanjut Syarifudin, akan menggunakan dana hibah untuk membantu percepatan renovasi musala tersebut. Ia berencana membeli bahan-bahan bangunan dan membayarkan upah pekerja.

Berjarak 400 meter dari musala Nurul Yaqin, terdapat Masjid Nahdatul Wathon yang juga mendapatkan dana hibah dari RAPBD DKI Jakarta 2018 sebesar 100 juta.


Masjid yang didirikan pada 1993 tersebut terlihat gagah berdiri di pinggir jalan Jalan Raya Tengah, Batu Ampar, Kecamatan Kramatjati, Jakarta timur. Masjid seluas 400 meter persegi dan terdiri dari dua lantai itu dilapisi cat berwarna hijau.

Saat hendak memasuki masjid, CNNIndonesia.com disambut oleh pintu besar berwarna emas dengan ukiran kaligrafi di tengahnya. Interior masjid seluruhnya dilapisi oleh cat putih. Di lantai dasar tampak sebuah mimbar sederhana yang terbuat dari kayu serta bentangan sajadah empuk berwarna merah yang tampak bersih terawat.

Beranjak ke lantai dua, atap plafon masjid ini sudah jebol di beberapa bagian dan berwarna kusam akibat rembesan air hujan dan ulah rayap. Di lantai ini terdapat televisi layar datar 25 inchi bagi jamaah yang tidak bisa melihat langsung posisi imam dan penceramah di lantai 1.

Ketua Pengurus Masjid Nahdhatul Wathon, Haji Yakub, mengaku bisa mendapatkan dana hibah sebesar 100 juta rupiah dari RAPBD DKI 2018 karena sempat dijanjikan oleh Djarot Saiful Hidayat saat berkampanye di wilayah tersebut pada April.

Djarot Saiful Hidayat, ketika masih menjabat Gubernur DKI Jakarta, di Masjid Jami' Baiturrahman Al Haq, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Jumat (1/9).Djarot Saiful Hidayat, ketika masih menjabat Gubernur DKI Jakarta, di Masjid Jami' Baiturrahman Al Haq, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Jumat (1/9). (Foto: CNN Indonesia/Mesha Mediani)

"Iya dia (Djarot) waktu datang (ke sini) tanya, butuh apa untuk masjid. Saya bilang lagi melakukan renovasi masjid sedikit-sedikit, saya bilang agar dimudahkan mendapat dana," ungkapnya.

Pengurus masjid, lanjutnya, berencana akan membeli sarana-prasarana penunjang masjid jika dana hibah tersebut sudah diserahkan dari Pemprov DKI ke pengurus masjid.

"Kami sudah punya rencana mau membeli perlengkapan pengurusan mayat, seperti beli keranda dan alat memandikan mayat, merenovasi pintu dan asbes, juga ingin membeli stainles buat pagar masjid karena kita sering kemalingan," ungkap Yakub.

Memanfaatkan Jejaring PNS

Sementara, Musala Al Musyawaroh, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, mendapat Rp 75 juta di RAPBD DKI 2018. Bedanya, musala ini mengusahakan sendiri melalui proposal dengan memanfaatkan warga yang merupakan PNS DKI Jakarta.

Ketua pengurus Musala Al Musyawaroh Ahmad Efendi mengatakan, proposal itu ditiipkan kepada salah satu tetangganya yang berkantor di Balai Kota DKI, pada awal Agustus.

"Kita coba bikin proposal terus di kasih ke dia (salah satu tetangga), nanti dia yang menyampaikan di sana (Balaikota)," ungkapnya.


Ketika itu, pihaknya juga melampirkan berbagai persyaratan administratif seperti sertifikat tanah, daftar kepengurusan musala, daerah kerja, dan nominal dana yang dibutuhkan.

"Kita waktu itu nulis di proposal Rp385 juta, tapi katanya ini dapat Rp75 juta saja, tak apa harus disyukuri," ucapnya.

Efendi, bersama para pengurus Musala Al Musyawaroh, mengaku berencana menggunakan dana hibah itu untuk membantu proses renovasi musala seluas 130 meter persegi itu. Pihaknya sudah mencatat prioritas belanja kebutuhan musala. Diantaranya, atap dari baja ringan, keramik, membuat sanitasi, dan peralatan listrik.

(arh/asa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER