Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani menyatakan salah satu permasalahan terkait dengan erupsi Gunung Agung adalah jumlah pengungsi yang sangat fluktuatif. Oleh karena itu diperlukan kesiagaan lembaga terkait.
Saat ini jumlah pengungsi diperkirakan mencapai 29.673 jiwa yang tersebar di 217 tempat. Secara umum, penanganan pengungsi sudah dilakukan dengan penyediaan logistik, air bersih, sanitasi, dan pelayanan kesehatan.
Kabupaten Karangasem menjadi wilayah yang paling parah akibat erupsi Gunung Agung. Dampak erupsi ini juga terasa di tempat lainnya yang ada di Bali di antaranya, Klungkung, Bangli, Buleleng.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puan meminta agar kementerian dan lembaga terkait lebih fokus menggiatkan programnya dan meningkatkan aktivitas di pelbagai posko penanganan darurat bencana.
Kementerian itu juga menyatakan warga dilarang melakukan aktivitas apa pun di zona perkiraan bahaya. Ini terdiri dari area kawah Gunung Agung dan di seluruh area di dalam radius 8 km dari kawah puncak. Selain itu, ditambah area perluasan sektoral ke arah utara-timur laut dan tenggara-selatan- barat daya sejauh 10 km.
“Kehidupan di Bali relatif normal tidak seperti yang digambarkan oleh media-media, yang terganggu hanya jadwal penerbangan saja. Turis asing dapat memperoleh perpanjangan visa yang lebih mudah apabila Visa kunjungannya sudah habis akibat terganggunya jadwal penerbangan,” kata Puan dalam Rapat Tingkat Menteri terkait antisipasi dampak erupsi Gunung Agung, di Jakarta, Rabu (29/11).
Siklon Pulau JawaTak hanya soal erupsi, Puan juga mengatakan diperlukan pelbagai upaya dalam mengantisipasi banjir dan tanah longsor. Banjir dan tanah langsor terjadi dari awal tahun, dan lebih dari 1,8 juta penduduk merasakan dampaknya.
Dia meminta kementerian dan lembaga terkait dengan persoalan banjir dan longsor karena siklon, dapat mengantisipasi.
“Kita antisipasi lagi dengan memberi peringatan dini kepada semua pihak, dan meyiapkan semuanya mulai dari beras, logistik, air bersih, sanitasi, dan pelayanan kesehatan, dan saya lihat semua K/L sudah siap dan siaga,” kata dia.
BMKG menyatakan cuaca ekstrem juga berkaitan dengan siklon tropis Cempaka yang terjadi di wilayah perairan selatan Jawa Tengah. Hujan lebat, banjir hingga longsor menyerang sejumlah desa di Jawa.
(asa)