Jakarta, CNN Indonesia -- Jenderal TNI Gatot Nurmantyo yang akan memasuki masa purnawirawan pada Maret tahun depan tak akan menutup pintu andai ada partai politik yang menginginkan dirinya. Syaratnya, pinangan itu datang setelah ia pensiun pada 1 April 2018 mendatang.
"Kalau dipinang? Kalau dipinang [parpol] ya pinang saja," ujar Gatot kepada wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (8/12).
Gatot berada di Istana demi menyaksikan Presiden RI Joko Widodo melantik Hadi Tjahjanto menjadi Panglima TNI yang menggantikan dirinya. Esok hari, serah terima jabatan antara Gatot dan Hadi akan digelar pukul 09.00 WIB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Jenderal TNI Gatot Nurmantyo akan menyerahkan tongkat komando Panglima TNI kepada Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang telah dilantik Presiden RI Joko Widodo, 8 Desember 2017. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari) |
Sejak setahun lalu, perwira bintang empat dari TNI Angkatan Darat itu masuk radar survei sebagai salah satu sosok yang berpeluang maju dalam pemilihan presiden 2019.
Hasil survei Poltracking menyatakan elektabilitas Gatot mencapai 13,7 persen sebagai calon wakil presiden. Dalam survei yang digelar 8-15 November itu, Poltracking mendata elektabilitas Gatot itu terpaut tipis dengan Agus Harimurti Yudhoyono, Anies Baswedan, dan Sri Mulyani.
Sementara itu, dalam survei Indo Barometer pada 15-23 November, nama Gatot bersaing dengan Agus Harimurti dan Anies Baswedan di bawah Prabowo Subianto dan Presiden RI saat ini, Joko Widodo dalam tren elektabilitas calon presiden di pilpres 2019.
Gatot baru akan memasuki masa pensiun pada 1 April 2018. Hingga tanggal itu, Gatot menegaskan tetap seorang perwira yang masih aktif di TNI.
"Setelah purnawirawan kan nanti. Tapi, yang jelas saya sebagai prajurit nilai-nilai juang saya tidak akan pernah luntur dan tidak pernah turun. Apapun yg diperlukan negara ini, saya siap," ujar Gatot.
[Gambas:Video CNN] (kid/wis)