Gempa Hembusan Gunung Agung Meningkat dalam 24 Jam Terakhir

Dias Saraswati | CNN Indonesia
Selasa, 12 Des 2017 15:53 WIB
Dua hari ke depan, PVMBG menjadwalkan bakal menerbangkan drone untuk mengukur intensitas gas yang dikeluarkan Gunung Agung.
Dua hari ke depan, PVMBG menjadwalkan bakal menerbangkan drone untuk mengukur intensitas gas yang dikeluarkan Gunung Agung. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebut dalam kurun waktu 24 jam terakhir intensitas gempa hembusan Gunung Agung memang mengalami peningkatan.

Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana mengatakan hembusan adalah salah satu tipe gempa yang sumbernya ada di dekat permukaan. Gempa tersebut disebabkan adanya akumulasi tekanan yang terjadi dalam tubuh Gunung Agung. Pergerakan fluida magmatik (gas) itulah yang kemudian menimbulkan asap, baik hitam maupun putih, keluar dari permukaan kawah gunung.

"Memang dalam 24 jam terakhir hembusan lebih banyak, tapi kalau dari segi jumlah relatif enggak terlalu meningkat," kata Devy kepada CNNIndonesia.com, Selasa (12/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Meski meningkat, Devy menyebut belum ada perluasan zona bahaya letusan Gunung Agung. Sampai saat ini zona bahaya masih tetap dalam radius 8-10km dari gunung.

Sementara itu, berdasarkan data pemantauan PVMBG dari pukul 06.00-12.00 WITA setidaknya terjadi 13 kali gempa hembusan. Selain itu, juga teramati asap berwarna putih dan kelabu yang keluar dari kawah Gunung Agung dengan ketinggian 1000-1500meter.

Gempa hembusan yang terjadi tersebut juga mengakibatkan turunnya hujan abu di Pos Pantau Gunung Api Agung di Desa Rendang, Karangasem.

"Kami baru dapat laporan dari pos pantau hujan abu tipis di sana. Kami belum cek ke daerah lain, tapi karena arah angin condong ke barat daya, kemungkinan daerah di sisi barat daya Gunung Agung yang terkena dampak," ujar Devy.

Lebih lanjut, Devy menyampaikan, PVMBG juga akan melakukan pengukuran intensitas gas yang dikeluarkan Gunung Agung. Dua hari ke depan, kata Devy, jika kondisi memungkinkan PVMBG akan menerbangkan drone untuk melakukan pengukuran tersebut.

"Dua hari lagi mungkin, karena drone kalau diterbangkan dalam kondisi banyak abu enggak bisa juga," ujarnya.

Di sisi lain terkait dengan tremor overscale, Devy menyebut dalam kurun waktu 24 jam terakhir belum terpantau adanya tremor overscale tersebut.

Sementara terkait dengan pemantauan termal atau suhu panas di kawah Gunung Agung, kata Devy kondisinya saat ini justru menurun.


Termal sendiri biasanya mengindikasi seberapa besar volume magma yang ada di kawah gunung api.

"Maksimumnya masih tanggal 27 November itu sampai 97 megawatt, kalau sekarang di bawah 5 megawatt," ucap Devy.

"Tapi kalau dari sisi termal saja tidak bisa dikorelasikan aktivitasnya menurun," imbuhnya.

Sampai 11 Desember, berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) jumlah pengungsi bencana letusan Gunung Agung mencapai 70.768 jiwa yang tersebar di 237 titik pengungsian. (kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER