Ungkapan Duka dari Sesama Senator DKI atas Wafatnya AM Fatwa

Dika Dania Kardi | CNN Indonesia
Kamis, 14 Des 2017 23:14 WIB
Sebagai sesama anggota DPD yang mewakili DKI Jakarta, Fahira Idris mengaku kehilangan atas wafatnya AM Fatwa dan bertekad melanjutkan perjuangannya.
Sebagai sesama anggota DPD yang mewakili DKI Jakarta, Fahira Idris mengaku kehilangan atas wafatnya AM Fatwa dan bertekad melanjutkan perjuangannya. (CNN Indonesia/djonet sugiarto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari DKI Jakarta, AM Fatwa, telah menghembuskan nafas terakhirnya pada pagi tadi.

Kepergian pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan itu pun menyisakan duka, tak terkecuali bagi sesama anggota DPD atau dikenal dengan istilah senator.

Fahira Idris, satu dari empat senator DKI, melontarkan belasungkawanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semoga almarhum Husnul Khotimah, diterima di sisi ALLAH SWT, dilapangkan kuburnya, diampuni segala dosanya & keluarganya diberi ketabahan," ujar Fahira lewat akun Twitter-nya yang diunggah pada pukul 07.09 WIB.


Fahira mengatakan perjuangan AM Fatwa yang dikenal kritis pada masa Orde Lama dan Orde Baru hingga akhir hayatnya adalah bukti kecintaan pada Indonesia.

"Jika bicara konsistensi, keberanian, dan bertanggung jawab, AM Fatwalah orangnya. Pak Fatwa, kami rakyat Indonesia berhutang banyak kepada mu. Engkau telah mengajarkan kepada kami apa itu konsistensi, keberanian, dan tanggung jawab," tulis Fahira dalam rilis untuk pers.

"Beristirahatlah dengan tenang Pak Fatwa, temui penciptamu. Izinkan kami melanjutkan perjuanganmu menjaga Indonesia."


Tak hanya Fahira, sejumlah tokoh di luar DPD pun ramai melayangkan duka cita. Seperti Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.

"Kita belajar spirit kenegarawanan dan kedewasaan berpolitik darinya," ujar Haedar yang dikutip dari akun Twitternya.

Semasa hidunya, AM Fatwa yang merupakan salah satu sosok dibalik kelahiran Partai Amanat Nasional (PAN).

Dalam siaran persnya, Haedar menyatakan dalam berpolitik, Fatwa mewarisi nuansa Masyumi.

"Kuat warna keislamannya, tetapi luwes bergaul dengan lawan politik sekalipun tanpa kebencian," ujar Haedar yang dikutip dari situs resmi Muhammadiyah.
(kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER