Jakarta, CNN Indonesia -- Fahri Hamzah mengkritik jajaran teras Partai Keadilan Sejahtera yang dia nilai tidak memiliki kapasitas memimpin partai. Kritik itu disampaikan Fahri setelah dirinya menang melawan pengurus PKS di Pengadilan Tinggi Jakarta.
Pihak Pengadilan Tinggi Jakarta menolak banding yang diajukan DPP PKS terkait pemecatan terhadap Fahri.
"Saya mengharapkan keputusan ini akan membuka mata para pimpinan PKS sekarang bahwa cara mereka melihat persoalan hukum itu keliru. Tidak boleh kader dianggap hak milik," kata Fahri merespons putusan Pengadilan Tinggi Jakarta di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (14/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangankan kader partai yang punya prosesi masuk partai rumit, pernikahan saja tidak bisa sembarangan. Orang ceraikan istrinya tidak bisa sepihak," lanjut Fahri.
Dengan putusan itu, Fahri menyebut status hukumnya sebagai kader PKS dan Wakil Ketua DPR dari PKS semakin kuat.
Di sisi lain dia mengkritik pimpinan PKS atas cara mereka mengelola partai.
Kata Fahri, hari ini ada orang-orang yang berkuasa di PKS tanpa diimbangi kompetensi.
"Kerjaannya merusak partai dengan tindakan-tindakan yang dilakukan. Seperti sekarang ini, hari-hari kerjanya
ngintelin kader, mecatin orang-orang, menakut-nakuti sehingga perasaan di bawah itu takut," ujar Fahri.
PKS saat ini dipimpin oleh Sohibul Iman yang menjabat sebagai presiden partai. Di posisi Sekretaris Jenderal ada Mustafa Kamal dan Ketua Majelis Syuro diduduki oleh Salim Segaf Al-Jufri.
Fahri tak menyebut nama sosok pemimpin yang disebutnya berkuasa tanpa kapasitas. Namun ia langsung membandingkan situasi di PKS saat ini dengan situasi ketika dipimpin Anies Matta yang menjabat dari Februari 2013 hingga Agustus 2015.
PKS hari ini disebut Fahri tidak solid. Ada banyak ancaman seperti yang terjadi Maluku Utara. Selain itu, ada kader PKS yang berkelahi di ruang publik memperebutkan kursi gubernur
"Bayangkan dulu zaman Anies Matta, kita kena serang jelang pemilu tapi ada konsolidasi. Orang jadi solid," tuturnya.
Lebih lanjut, Fahri menyatakan bakal tetap setia menjadi kader PKS dan akan berbuat apapun untuk menyelamatkan partai.
Menurut Fahri, sudah banyak kesalahan yang dilakukan pimpinan PKS. Kesalahan itu dilakukan pimpinan terhadap kader, sistem kaderisasi, dan kultur partai.
Dia khawatir jika tidak diperbaiki dapat menjadi bumerang bagi partai.
"Saya kira ini harus introspeksi lah. Masih ada waktu. Pemilu kurang lebih satu tahun lebih. Tapi kalau tidak hati-hati bisa hilang partai ini. Sadar enggak teman-teman PKS kalau partai ini bisa hilang karena
treshold kita kan naik" ujar Fahri.
(wis/gil)