Dedi Mulyadi: Golkar Terbuka Evaluasi Dukungan Pilkada Jabar
Joko Panji Sasongko | CNN Indonesia
Jumat, 15 Des 2017 05:32 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Golkar tidak menutup kemungkinan menarik dukungannya terhadap Ridwan Kamil pada Pemilihan Kepala Daerah Jawa Barat (Pilkada Jabar) 2018. Hal itu disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi menanggapi dinamika terpilihnya Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Golkar menggantikan Setya Novanto.
"Dimungkinkan ada perubahan-perubahan terhadap berbagai keputusan," ujar Dedi di Jakarta, Kamis (14/12).
Dedi mengatakan, kemungkinan perubahan itu bukan atas kehendak dirinya, melainkan kewenangan Airlangga selaku Ketum baru. Ia juga menampik hal itu sebagai bentuk lobi dirinya terhadap Airlangga selama ini.
Ia mengklaim, eksistensinya mendesak Munaslub beberapa waktu belakangan ini merupakan bentuk pertanggungjawabannya sebagai kader yang khawatir Golkar semakin terpuruk.
"Saya tidak pernah lobi-lobi untuk personal. Semangat Saya di Golkar didasari oleh rasa tanggungjawab. Tidak ada urusan dengan Pilgub Jabar," ujarnya.
Di sisi lain, Dedi menilai, kemungkinan perubahan haluan dalam Pilgub Jabar juga terkait dengan upaya mengkoreksi kebijakan Golkar yang kemungkinan salah.
Bahkan, ia telah berkomunikasi dengan Sekjen Golkar Idrus Marham untuk meninjau kembali sejumlah keputusan strategis di masa Ketum Golkar Setnov agar Golkar kembali berjaya dalam kontestasi politik ke depan.
"Tadi Saya sampaikan kepada Pak Sekjen bahwa kita ingin melakukan pembaharuan maka tidak usah segan-segan melakukan koreksi atau perubahan terhadap keputusan apapun di yang dinilai bertentangan dengan semangat Partai Golkar," ujar Dedi.
Awal November 2017, DPP Golkar resmi mendeklarasikan dukungan kepada Ridwan Kamil-Daniel Mutaqien Syafiuddin sebagai bakal pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2018.
Dalam surat itu, DPD Golkar Jawa Barat yang diketuai Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi diinstruksikan untuk mendaftarkan Ridwan-Daniel ke KPUD Jabar sesuai jadwal.
Setya Novanto selaku Ketum Golkar kala itu mengatakan, pencalonan Ridwan Kamil sudah melalui kajian mendalam. (lav)
"Dimungkinkan ada perubahan-perubahan terhadap berbagai keputusan," ujar Dedi di Jakarta, Kamis (14/12).
Dedi mengatakan, kemungkinan perubahan itu bukan atas kehendak dirinya, melainkan kewenangan Airlangga selaku Ketum baru. Ia juga menampik hal itu sebagai bentuk lobi dirinya terhadap Airlangga selama ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengklaim, eksistensinya mendesak Munaslub beberapa waktu belakangan ini merupakan bentuk pertanggungjawabannya sebagai kader yang khawatir Golkar semakin terpuruk.
"Saya tidak pernah lobi-lobi untuk personal. Semangat Saya di Golkar didasari oleh rasa tanggungjawab. Tidak ada urusan dengan Pilgub Jabar," ujarnya.
Bahkan, ia telah berkomunikasi dengan Sekjen Golkar Idrus Marham untuk meninjau kembali sejumlah keputusan strategis di masa Ketum Golkar Setnov agar Golkar kembali berjaya dalam kontestasi politik ke depan.
"Tadi Saya sampaikan kepada Pak Sekjen bahwa kita ingin melakukan pembaharuan maka tidak usah segan-segan melakukan koreksi atau perubahan terhadap keputusan apapun di yang dinilai bertentangan dengan semangat Partai Golkar," ujar Dedi.
Awal November 2017, DPP Golkar resmi mendeklarasikan dukungan kepada Ridwan Kamil-Daniel Mutaqien Syafiuddin sebagai bakal pasangan calon gubernur dan wakil gubernur dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2018.
Dalam surat itu, DPD Golkar Jawa Barat yang diketuai Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi diinstruksikan untuk mendaftarkan Ridwan-Daniel ke KPUD Jabar sesuai jadwal.
Setya Novanto selaku Ketum Golkar kala itu mengatakan, pencalonan Ridwan Kamil sudah melalui kajian mendalam. (lav)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK