Jakarta, CNN Indonesia -- PDI Perjuangan memamerkan kesuksesan ratusan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) binaannya dalam Rapat Koordinasi Nasional Tiga Pilar bertajuk Berdikari untuk Indonesia Raya yang dihelat di Indonesia Convention Exhibition Bumi Serpong Damai, Tangerang, Banten, Sabtu (16/12).
Ratusan UMKM itu berorientasi di segmen pertanian, peternakan, kerajinan tangan, dan busana. Salah satu UMKM yang menonjol kesuksesannya adalah UMKM milik Pandapotan Sitanggang dari Pekan Baru, Riau.
Produk yang dihasilkan Pandapotan yakni singkong super besar yang berukuran sepuluh kali lipat dari singkong biasa. Singkong tersebut merupakan hasil silang dari bibit umbi karet dan bibit singkong unggulan. Di samping itu, cara menanam dan perawatannya pun berbeda dengan singkong pada umumnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Makanya ukurannya bisa lebih besar," ucap Pandapotan di ICE-BSD, Tangerang, Sabtu (16/12).
Pandapotan mengaku kerap mendapat omzet mencapai Rp15 juta per bulan dari penjualan singkong supernya tersebut. Ia sendiri telah menggantungkan hidupnya dari singkong super tersebut sejak setahun yang lalu.
Ia mengatakan selama ini tidak hanya menjual singkong super tersebut, tetapi juga tepung terigu yang dihasilkan dari singkong yang sama.
"Yang jelas kualitasnya pasti lebih baik dari terigu lainnya, dan harganya lebih murah," kata Pandapotan.
Ia mengucapkan terima kasih kepada PDI Perjuangan yang telah membina usahanya itu. Dia pun merasa bangga karena dapat memamerkan keberhasilannya dalam Rakornas yang dihadiri Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo.
Hal serupa dirasakan oleh Agus, peternak sapi asal Depok, Jawa Barat. Agys mengaku sudah 10 tahun menjalankan usahanya itu. Akan tetapi, dia kerap kesulitan mendapat keuntungan.
"Setelah dua tahun ini mulai ada keuntungan karena dibantu oleh PDI Perjuangan," kata Agus.
Agus menceritakan bahwa pada 2015 lalu, dirinya sempat dikunjungi oleh Ketua Koperasi DPP PDI Perjuangan, Mindo Sianipar. Agus diberi arahan tentang bagaimana menjalankan bisnis peternakan. Dia menyesal karena selama ini menjual sapi ke tengkulak per ekor dengan harga yang cenderung murah.
"Setelah mendapat arahan, ternyata lebih menguntungkan jika menjual daging dan buntutnya," ucap Agus.
Selain itu, Agus juga dibina bagaimana membudidayakan sapi yang baik. Setelah dua tahun dibina, Agus dipercaya oleh warga sekitar untuk merawat sapi milik mereka. Dari tiap ekor sapi yang dititipkan, Agus mengaku mendapat keuntungan hingga Rp3 juta per bulan.
Agus kini menyewa lahan seluas lima hektar karena begitu banyak warga yang menitipkan sapi kepadanya.
"Hampir sebagian warga Tapos Depok sekarang jadi peternak sapi. Warga Bekasi dan Bogor juga banyak yang mau nitip," ujar Agus.
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa ratusan UMKM yang memamerkan produknya merupakan hasil kerja dari Koperasi Mitra Sarana Perjuangan. Koperasi tersebut dibentuk khusus pada 2015 lalu untuk membantu pelaku usaha kecil menjalankan bisnisnya.
"Koperasi kedua baru saja dibentuk, yakni Mitra Sarana Pembangunan. Koperasi untuk mendorong hal-hal baik untuk anggota partai kita," ucap Hasto.
(gir)