Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyinggung soal penggunaan isu suku agama ras dan antargolongan di Pilkada yang hanya menimbulkan permusuhan. Ia berharap penyelenggara pemilu bisa menjadi wasit yang adil.
Megawati mengatakan, dalam berpolitik, kemenangan dan kekalahan hal biasa. Karena itu ia heran jika ada yang ingin merebut kekuasaan tanpa etika dan keberadaban.
“Menyebarkan SARA, kebencian supaya manusia takut kalau tidak mengikuti,” kata Mega dalam pengumuman empat calon gubenur/wakil gubernur untuk Pilkada serentak di Kantor DPP PDIP di Jakarta, Minggu (17/12).
Menurutnya, hal tersebu terkesan jadi pembenar untuk mendapatkan kemenangan. Padahal, kata Mega, politik itu bukan cuma soal menang kalah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Megawati berharap, Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu sebagai “wasit” pilkada untuk benar-benar tegas dan adil.
“Harus sepakat dulu bagaimana aturan mainnya kalau main SARA,” katanya.
 Megawati saat pengumuman cagub/cawagub empat daerah untuk Pilkada serentak 2018 di Jakarta. (CNN Indonesia/Patricia Diah Ayu Saraswati) |
Mega mengatakan, hasil pilkada yang didapat dari proses yang mengedepankan isu SARA hanya permusuhan tanpa ada keadilan.
“Harusnya baik-baik saja, yang memilih rakyat. Biar rakyat yang melihat secara adil dengan cara berbudaya,” katanya.
"Buat saya kalah menang biasa, tapi saya bertekad yang saya pilih dapat memenangkan, mendapatkan perhatian, mendapatkan suara dari rakyat," katanya.
Lebih lanjut, Megawati memperbolehkan kepada para pasangan calon yang diusungnya untuk melakukan kampanye dan menyampaikan janji-janjinya. Namun, dirinya mengimbau agar janji-janji tersebut harus ditepati.
"Harus ditepati, visi misi kami buatkan supaya bersinergi," ujarnya.
Hari ini, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kembali mengumumkan empat pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur untuk menghadapi Pilkada serentak 2018.
Empat daerah tersebut yakni Riau, Maluku, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Sulawesi Tenggara.
Di Riau PDIP mengusung pasangan Arsyadjuliandi Rachman-Suyatno. Sementara di Maluku diusung pasangan Murad Ismail-Barnabas Orno, Sulawesi Tenggara pasangan Asrun-Hugua, dan Nusa Tenggara Timur diusung pasangan Marianus Sae-Emilia J Nomleni.
(sur)