Natal, Rosario Merah Putih, dan Ajakan Merawat Nasionalisme

Bintoro Agung | CNN Indonesia
Senin, 25 Des 2017 18:27 WIB
Uskup Agung Jakarta mengatakan Hari Kebangkitan Nasional, Hari Sumpah Pemuda, dan Hari Proklamasi harus selalu diingat sebagai pemersatu bangsa.
Uskup Agung Jakarta mengatakan Hari Kebangkitan Nasional, Hari Sumpah Pemuda, dan Hari Proklamasi harus selalu diingat sebagai pemersatu bangsa.(CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pada peringatan natal tahun ini, Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo mengajak masyarakat merawat ingatan atas tiga peristiwa terkait nasionalisme. Suharyo mengatkaan ajakan itu sebagai upaya untuk mencegah adanya upaya perpecahan bangsa Indonesia.

Adapun tiga peristiwa yang dimaksud Sunaryo adalah Hari Kebangkitan Nasional, Hari Sumpah Pemuda, dan Hari Proklamasi. Ia melihat ketiga peristiwa sejarah itu sebagai kesepakatan pendiri bangsa yang mendasari berdirinya negara Indonesia.

"Mari kita merawat ingatan bersama, sebab kalau ingatan tidak dirawat kita akan lupa akan sejarah kita atau tidak tahu bahwa bangsa kita pernah mengalami sejarah itu," ujar Suharyo dalam jumpa pers di Katedral, Jakarta, Senin (25/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Suharyo menyebut Hari Kebangkitan Nasional pada 20 Mei 1908 sebagai awal mula perjuangan. Sementara Sumpah Pemuda, yang diperingati setiap 28 Oktober, merupakan peneguh keyakinan persatuan bangsa. Salah satu dari kesepakatan para pemuda tersebut, kata Suharyo, dirumuskan dalam pertemuan di Gedung Pemuda Katolik yang dulu berada di belakang Gereja Katedral.

Menyerap Nilai Kebangsaan ke Kultur Gereja

Suharyo yang memimpin misa Pontifikal pada pagi tadi pun memperlihatkan cara Katedral menyerap identitas bangsa ke dalam tradisi gereja. Salah satunya adalah rosario merah putih yang selalu ia bawa.

Rosario atau tasbih yang dipakai umat Katolik untuk beribadah, lazimnya tak berwarna merah putih. Namun Suharyo mengatakan rosario yang ada pada dirinya istimewa. Rosario tersebut, katanya sengaja dibuat berwarna merah putih sebagai simbol pengingat.

"Supaya umat Katolik kalau berdoa dengan Rosario ini tidak hanya berdoa untuk dirinya sendiri tapi juga untuk nusa bangsa," ujarnya.


Dari penuturan Suharyo, rosario merah putih itu tak hanya bisa ditemukan di Keuskupan Agung Jakarta, tapi juga di gereja-gereja di seluruh Indonesia.

Di samping penggunaan rosario merah putih, Keuskupan Agung Jakarta punya simbol nasionalisme lain yang beredar di lingkungan gereja. Salah satunya adalah logo Garuda Pancasila di halaman pintu samping Katedral, dan penggambaran Bunda Maria dengan wajah non-Eropa serta pakaian bergambar Garuda. (kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER