Polri Taksir Jumlah Aksi Teror 2018 Menurun

Dias Saraswati | CNN Indonesia
Kamis, 28 Des 2017 06:29 WIB
Polri meyakini keberhasilan mengatasi aksi teror dan kerja sama dengan TNI akan mengurangi jumlah aksi teror pada tahun 2018.
Wakapolri Komjen Syafruddin memprediksi jumlah aksi teror pada tahun 2018 akan menurun meskipun pilkada serentak akan digelar 2018. (CNN Indonesia/Martahan Sohuturon)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia Komisaris Jenderal Syafruddin memprediksi jumlah aksi teror pada tahun 2018 mendatang akan menurun.

Menurut Syafruddin hal tersebut tidak lepas dari keberhasilan kepolisian dan TNI yang bekerja sama untuk mengatasi aksi teror.

"Untuk 2018 prediksi aksi teror akan menurun," kata Syafruddin di kawasan Sudirman, Rabu (27/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski tahun 2018 merupakan tahun politik, kata Syafruddin, hal itu tidak akan memengaruhi jumlah aksi teror yang akan terjadi.

"Itu tahun politik, bukan tahun teror," ujarnya.
Berkaitan dengan pengamanan menjelang perayaan tahun baru 2018, Syafruddin mengatakan, pengamanan tidak akan jauh berbeda dengan pengamanan perayaan Natal 2017.

Kepolisian, kata Syafruddin, akan bekerja sama dengan TNI untuk melakukan pengamanan perayaan tahun baru.

"Saya rasa lebih rawan Natal, tahun baru sama saja," ucap Syafruddin.

Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian mengatakan aksi terorisme menjadi salah satu aksi yang diwaspadai dalam kegiatan Operasi Lilin Natal 2017 dan Tahun Baru 2018.

"Persiapan tahun baru kami sudah siapkan namanya Operasi Lilin. Tadi saya sudah kumpulkan semua Kapolda, kerawanan yang utama yang kami waspadai adalah terorisme," kata Tito.

Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri juga telah melakukan serangkaian penangkapan terduga teroris sebelum perayaan Natal dan Tahun Baru.

Puluhan terduga teroris terjaring dalam operasi penangkapan yang dilakukan di berbagai wilayah Indonesia dan Malaysia.

Tito menyatakan Polri telah mengambil langkah pencegahan serangan menjelang Natal dan Tahun Baru 2018. Pasalnya belum ada rencana serangan teror yang disusun oleh para pelaku terduga teroris tersebut.

"Kami lakukan langkah-langkah (pencegahan), namanya preemptive strike. Jadi kami mendahului, kelompok yang kami anggap potensial untuk beraksi, maka kami tangkap," kata Tito.
(ugo/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER