Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi menyebut tersangka penyalahgunaan narkotik,
Tio Pakusadewo sering menunjukkan gejala sakau saat mendekam di Rumah Tahanan (Rutan) Narkoba Polda Metro Jaya.
Kasubdit II Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya AKBP Doni Alexander mengatakan, Tio lebih memilih untuk menyendiri selama di Rutan setelah ditangkap Selasa (19/12).
"Untuk selama di sini dia kadang menyendiri dan diam. Saya pribadi hanya menyampaikan ke anggota yang piket yang bersangkutan kadang kala gemetaran," ujar Doni di Mapolda Metro Jaya, Jumat (29/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gejala sakau terjadi karena penghentian pemakaian narkotik secara mendadak atau menurunnya dosis narkotik yang digunakan. Secara emosional, orang yang mengalami sakau menunjukkan ciri-ciri seperti nafsu makan tinggi, depresi,
mood swing (mudah marah, berbahaya), kesulitan konsentrasi, paranoid. Selain itu juga bisa mengalami halusinasi, kemudian kecemasan, gelisah dan mengisolasi diri. Sedangkan gejala fisik ditandai dengan rasa ngilu pada tubuh.
Menurut Doni, Tio kerap gemetaran. Dia menduga, hal itu disebabkan karena Tio mendadak berhenti mengonsumsi sabu setelah ditangkap polisi.
Tio mengaku kepada polisi, bahwa dia telah mengonsumsi sabu selama 10 tahun. Aktor senior itu ditangkap di kediamannya di Ampera, Jakarta Selatan, dengan barang bukti sabu sebanyak 1,06 gram.
Pemeran film
Surat Dari Praha (2016) itu menggunakan sabu, dengan alasan untuk menghilangkan rasa sakit pascakecelakaan dan mengembalikan rasa percaya diri.
Polisi mengirim Tio ke Rumah Sakit Selapa Polri, Jakarta Selatan. Dia akan menjalani rawat inap selama proses rehabilitasi dilakukan.
"Pengguna akut tidak bisa lepas (dari narkotik), dikhawatirkan dia sakau di lapas atau di ruangan rutan sehingga dibutuhkan untuk penyembuhan dia," tuturnya.
Dari hasil
assesment (pemeriksaan) yang disampaikan Badan Narkotika Nasional (BNN), Tio harus menjalani rehabilitasi. Dia juga hanya sebagai pengguna narkotik.
(ugo/kid)