Jakarta, CNN Indonesia -- Tentara Nasional Indonesia (TNI) memperkuat alat utama sistem pertahanan (alutsista) dengan membeli satu pesawat dan lima helikopter yang didapat dari PT Dirgantara Indonesia (DI), Bandung, Jawa Barat.
"Masuknya heli sesuai dengan renstra dan minimum essential force (MEF) TNI serta tuntutan kebutuhan organisasi dalam menyikapi dan mengantisipasi berbagai potensi ancaman. Kita patut bangga karena PT DI sanggup menjawab tantangan produksi heli dan pesawat udara," kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di Bandung, (9/1).
Alutsista itu terdiri dari tiga unit Helikopter Serang AS555AP Fennec untuk TNI AD, satu unit Pesawat Udara CN 235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA), dan dua unit Helikopter AS565 MBe Panther Anti Kapal Selam (AKS) untuk TNI AL.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesawat udara CN235-220 Maritime Patrol Aircraft memiliki beberapa keunggulan. Seperti Maximum Take Off Weight (MTOW) dengan kondisi landasan pacu yang belum beraspal atau masih berumput. Selain itu, pesawat baru TNI itu mampu terbang selama 10 hingga 11 jam, otopilot, winglet di ujung sayap agar lebih stabil, serta diklaim irit bahan bakar.
Sementara itu, helikopter AS565 MBe Panther mampu mendeteksi keberadaan kapal selam yang dilengkapi dengan dipping sonar L-3 Ocean Systems DS-100 Helikopter Long-Range Active Sonar (HELRAS).
Helikopter AS565 Mbe Panther merupakan hasil kolaborasi industri antara PT DI dengan Airbus Helicopters (Prancis). Untuk tahap desain hingga pemasangan dilakukan sendiri oleh PT DI yang berbasis di Bandung tersebut.
Ryamizard menyebut Indonesia diproyeksikan menjadi raksasa ekonomi dalam beberapa tahun mendatang. Ia mengatakan tak asal ngomong soal itu karena didasari kesimpulan beberapa lembaga riset seperti Standard Chartered Research, International Monetary Fund dan City Investment Research and Analysis.
Untuk mendorong kondisi tersebut, Ryamizard mengatakan harus diiringi pula oleh kemandirian dalam industri pertahanan.
"Kita juga membuktikan pada dunia bahwa kita telah mampu untuk mandiri dan dalamproses menuju visi untuk menjadi produsen alutsista yang mampu berkiprah di kancah internasional," kata pensiunan bintang empat TNI tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan pesawat baru TNI itu merupakan bentuk keseriusan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dalam rangka memenuhi kebutuhan Alutsista TNI pada Renstra kedua 2014-2019.
(kid/gil)