Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) Novel Bamukmin menuding ada campur tangan Pemerintah dalam pemblokiran akun Facebook ormas dan beberapa tokoh Islam.
Ia menyebut, Pemerintah ingin membalas dendam kepada umat Islam karena kalah telak di Pilkada DKI Jakarta dan Banten.
"Pemerintah punya kepentingan politik, atas kekalahan Pilkada di DKI Jakarta dan Banten. Mereka membabi buta," seru Bamukmin dari atas mobil komando, di hadapan ratusan peserta Aksi 121, di Jakarta, Jumat (12/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengklaim, Pemerintah secara membabi buta langsung menutup akun yang mengunggah hal berbau Islam, 212, dan FPI. Hal ini, katanya, adalah bentuk ketidakadilan.
Bamukmin juga mengatakan, aksi kali ini sebagai ultimatum kepada Facebook dan Pemerintah agar membenahi diri. Jika tidak berubah, maka ia meminta Facebook untuk angkat kaki dari Indonesia.
"Kalau siap menantang kita, kita tantang juga mereka sampai titik darah penghabisan," ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, pihaknya tidak membolehkan pemblokiran suatu akun jika tak bertentangan dengan UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
"Kominfo tidak melihat akun siapa/apa, namun melihatnya berdasarkan apakah kontennya bertentangan dengan UU ITE atau tidak? Kalau tidak ada konten negatif yang dilarang sebagaimana UU ITE, ya enggak boleh di-'take down'," ujarnya, melalui pesan singkat.
Gabungan ormas Islam bernama Aliansi Tolak Kedzaliman Facebook mengadakan Aksi 121 di depan Kantor Facebook Indonesia di Jakarta, Jumat (12/1). Mereka memimta keadilan atas pemblokiran sejumlah akun Facebook ormas dan tokoh Islam.
Facebook sendiri belum memberikan tanggapan soal pemblokiran akun FPI dan mengaku masih mengumpulkan informasi sebelum mengomentari kejadian tersebut.
"Kami belum ada statement untuk itu," demikian keterangan Facebook pada Jumat (22/12).
(arh/djm)