SERBA-SERBI PILKADA

Tiga 'Ade' Bertarung di Pemilihan Bupati Bogor

CNN Indonesia | CNN Indonesia
Senin, 22 Jan 2018 06:37 WIB
Tiga orang bernama Ade mendaftar sebagai calon Bupati Bogor. Mereka adalah Ade Yasin, Ade Wardhana dan Ade Ruhandi Jaro Ade.
Stiker segel kotak suara yang akan didistribusikan ke sejumlah Tempat Pemungutan Suara pada pemilihan kepala daerah. (Ilustrasi/CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tiga dari lima pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Kabupaten Bogor yang bertarung di Pilkada 2018 memiliki nama yang sama, yaitu Ade.

Lima pasangan itu adalah Ade Wardhana Adinata-Asep Ruhiyat, Ade Yasin-Iwan Setiawan, Ade Ruhandi Jaro Ade-Ingrid Kansil.

Dua pasangan lainnya yakni, Gunawan Hasan-Ficky Rhoma Irama dan Fitri Putra Nugraha- Bayu Syahjohan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasangan Gunawan Hasan-Ficky Rhoma dan Ade Wardhana-Asep Ruhiyat maju melalui jalur perseorangan.

Berkas lima pasangan calon telah diterima oleh KPUD Kabupaten Bogor. Kepastian penetapan calon akan ditetapkan pada 12 Februari mendatang.

Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing, tak memungkiri tiga nama Ade di Pilkada Bogor bakal membingungkan pemilih.

"Yang pasti kalau namanya sama, bisa membingungkan masyarakat," ujar Emrus ketika dihubungi CNN Indonesia.com pada Kamis (18/1).

Namun, kata dia, popularitas dari pasangan calon itu akan sangat memengaruhi keputusan masyarakat untuk memilih. Jika pemilih memang sudah dekat dengan salah satu sosok tersebut, sekalipun melihat nama-nama yang berbeda di surat suara, pemilih tidak akan bingung.

Sayangnya, menurut Emrus, mayoritas pemilih di Kabupaten Bogor adalah swing voter serta pemilih yang belum mengambil keputusan tentang sosok yang akan dipilih.

Kehadiran bakal calon di ruang publik bakal menguntungkan dalam situasi tersebut. "Misalnya sosok yang sering muncul di baliho, di spanduk-spanduk, di poster, di pertemuan," jelas Emrus.

Ketika salah satu dari ketiga 'Ade' terkenal lewat kampanye di ruang publik, hal ini akan berimbas bagi 'Ade' lain yang frekuensi kemunculannya di ruang publik lebih rendah.
Sementara, pengamat politik dari Universitas Padjadjaran, Firman Manan, mengatakan, nama-nama calon Bupati yang sama tidak akan terlalu membingungkan pemilih, karena surat suara Pilbup juga akan menyantumkan foto-foto para pasangan calon.

"Kalau hanya daftar nama, tidak menggunakan foto, itu betul, pemilih bisa melakukan kesalahan," sebut Firman. "Tapi kalau sudah menggunakan gambar, saya pikir itu tidak akan terlalu berpengaruh."

Firman melanjutkan, ada salah satu 'Ade' yang lebih berpeluang dikenal masyarakat dibandingkan 'ade' lainnya, karena merupakan adik dari Mantan Bupati Bogor Rahmat Yasin, yakni Ade Yasin.

Tapi, kata Firman mengakui, hal itu tidak akan terlalu berdampak signifikan, karena calon bupati Kabupaten Bogor lainnya sudah cukup dikenal oleh masyarakat Kabupaten Bogor.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh paslon untuk mencegah para pemilih kebingungan terhadap nama-nama yang sama dalam pemilu. Salah satunya dengan membuat jargon yang akan membantu pemilih membedakan calon Bupati yang memiliki nama sama.

"Buat branding yang berbeda, jangan dimulai dengan kata Ade semua," kata Emrus.

Firman juga memberi contoh-contoh seperti Ridwan Kamil dan UU yang disingkat menjadi 'Rindu,' atau Sudrajat dan Ahmad Syaikhu yang menjadi 'Asyik.'

"Jadi tidak hanya nama calon yang satu saja, tapi gabungan nama keduanya," tutur Firman.

Selain nama jargon, Firman juga menegaskan pentingnya menyusun program dari sudut pandang yang berbeda dan menunjukkan ciri khas masing-masing paslon.

Paslon juga kemudian bisa membuat slogan-slogan yang menggambarkan masing-masing program paslon tersebut.

"Ada kata-kata yang mudah diingat, yang mempersonifikasikan kandidat bersangkutan dan bisa diingat secara mudah," kata Firman.

Firman menambahkan bahwa fenomena nama-nama calon yang sama dalam pemilu cukup terbilang jarang, walau nama Ade memang banyak dimiliki orang-orang di daerah Sunda.

"Mungkin agak jarang, ya. Hanya saja di Sunda, nama Ade itu lumrah digunakan, apalagi untuk angkatan generasi tertentu. Sehingga memungkinkan muncul kejadian seperti itu," kata Firman.

Munculnya spanduk tiga 'Ade' juga dikomentari oleh sejumlah masyarakat. Ardi, seorang warga Kabupaten Bogor, sempat berkelakar, "Calon Bupati Bogor kebanyakan namanya Ade, terus kakaknya kok enggak nyalon, cuma adenya."
(ugo/ast)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER