Jakarta, CNN Indonesia -- Gunung Agung sempat mengalami erupsi sebanyak empat kali pada Selasa (23/1) dini hari. Asap yang diprediksi mengarah ke timur-tenggara tidak akan mengganggu penerbangan.
Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Devy Kamil Syahbana, seperti dikutip dari kantor berita
Antara, di Pos Pengamatan Gunung Agung, Karangasem, mengungkapkan, pihaknya merekam empat kali erupsi berturut-turut pada Selasa (23/1).
Erupsi berturut-turut terjadi pada pukul 02.31 WITA dengan lama gempa mencapai 65 detik, pada pukul 02.45 WITA dengan lama gempa 92 detik, pada pukul 02.49 WITA dengan lama gempa 404 detik, dan pada pukul 02.57 WITA dengan lama gempa 121 detik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, ia menyebut, PVMBG tidak dapat mengamati ketinggian kolom abu karena gunung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut itu tertutup awan tebal.
Pihaknya memprediksi arah abu mengikuti arah angin yang saat itu bertiup ke timur-tenggara. Sehingga, aktivitas penerbangan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai masih beroperasi normal hingga saat ini.
PVMBG melalui peringatan kepada penerbangan atau VONA juga tidak menaikkan status penerbangan yang saat ini masih dalam kode oranye atau waspada. Penerbangan dikatakan berbahaya apabila status VONA berwarna merah.
Sementara itu pada pengamatan per enam jam, PVMBG mencatat terjadi 10 kali embusan asap, tiga kali gempa vulkanik dalam, dan
tremor terekam terus menerus terhadi dengan amplitudo 2-7 mm, pada pukul 00.00 hingga 06.00 WITA.
Berdasarkan pemantauan. Gunung Agung masih tertutup awan tebal dan asap kawah tidak teramati.
Sementara itu, hampir sebagian besar wilayah di Pulau Bali mengalami hujan deras semalaman hingga Selasa (23/1) pagi. Bahkan, sejumlah wilayah dilaporkan mengalami banjir setinggi 1 meter atau bahkan lebih.
(arh/gil)