Jakarta, CNN Indonesia -- Gempa bumi mengguncang Kabupaten Lebak, Banten, sebanyak 53 kali sejak gempa berkekuatan 6,1 SR mengguncang pertama kali Selasa (23/1) pukul 13.34 WIB hingga Jumat (26/1). Ribuan rumah rusak akibat gempa tersebut.
"Masyarakat di Lebak dan sekitarnya masih sering merasakan gempa susulan. BMKG memantau gempa susulan dengan magnitudo yang lebih kecil," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis, Jumat (26/1).
Kata Sutopo, gempa berulang tersebut, adalah peristiwa alamiah karena setelah gempa besar akan diikuti gempa-gempa susulan dalam rangka mencari keseimbangan sistem lempeng yang ada.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sutopo mengatakan, gempa puluhan kali itu tidak hanya berdampak di Kabupaten Lebak, tetapi juga di sembilan kabupaten/kota di Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta.
Sebanyak 2.760 unit rumah rusak, dengan rincian 291 rusak berat, 575 rusak sedang, dan 1.894 rusak ringan. "Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Lebak adalah daerah yang paling banyak terdapat kerusakan bangunan rumah karena posisinya berdekatan dengan pusat gempa," katanya.
Sutopo merinci, 13 rumah rusak di Kabupaten Cianjur, 1.525 unit di Kabupaten Sukabumi, 89 unit rumah di Kabupaten Bogor, dan Kota Bogor, tiga rumah.
"Kabupaten Pandeglang delapan unit, dan Kabupaten Lebak, 1.118 unit. Kerusakan meluas dan tersebar di 19 kecamatan. Kabupaten Serang empat unit," kata Sutopo.
Sementara di DKI Jakarta, kerusakan ringan juga terjadi pada gedung kantor dan fasilitas umum. Tak hanya itu, gempa juga menyebabkan kerusakan bangunan lain, meliputi tujuh unit fasilitas peribadatan, dua unit fasilitas kesehatan, 17 unit fasilitas pendidikan, enam unit kantor/gedung pemerintahan, dan 63 unit fasilitas umum.
"Pendataan masih dilakukan oleh BPBD. Data masih terus dilakukan verifikasi oleh BPBD hingga data
by name by address. Diperkirakan jumlah kerusakan rumah bertambah," kata dia.
Gempa bumi tersebut juga menyebabkan satu orang meninggal dunia. Nana Karyana (40) warga Lebak, meninggal karena serangan jantung, di mana saat gempa sedang memperbaiki atap genteng rumah. Selain itu, 11 orang dilaporkan luka-luka.
"Tujuh orang luka berat, dan empat luka ringan," katanya.
Prakirawan dari BMKG Klas I Serang, Trian, mengatakan, belum dapat memprediksi kemungkinan terjadinya gempa susulan.
"Lokasi gempa sekarang berdekatan, walaupun berbeda," kata Trian saat ditemui di Banten.
Namun, dia mengatakan, gempa di Kabupaten Lebak akan berlangsung lama, karena frekuensi gempa susulan masih terus terjadi.
"Kenapa terjadi gempa susulan, kita belum tahu pasti, karena itu perlu ada kajian. Jadi gempa tektonik, Indo-Australia di Selatan Banten," terangnya.
Masyarakat, kata dia, diimbau tidak mengkaitkan fenomena supermoon dengan gempa.
"Enggak ada kaitannya supermoon dengan gempa di Banten. Kalau mempengaruhi gelombang tinggi air laut memang iya, tapi hanya beberapa sentimeter," katanya.
[Gambas:Video CNN] (yan/djm)