Masyarakat yang Enggan Coklit Terancam Kehilangan Hak Pilih

RZR | CNN Indonesia
Sabtu, 27 Jan 2018 18:56 WIB
Sejumlah warga menyepelekan agenda pencocokan dan penelitian oleh KPU dalam menyusun daftar pemilih potensial peserta pemilu.
KPU menggagas gerakan COKLIT atau "Cocokan Data Teliti Bekerja" sebagai upaya untuk pemutakhiran data pemilih di 171 daerah yang mengikuti Pilkada serentak 2018. (CNN Indonesia/Ramadhan Rizki Saputra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Viryan Aziz berharap masyarakat lebih partisipatif atas penyelenggaraan pencocokan dan penelitian (coklit) guna menyusun data Daftar Pemilih Potensial Peserta Pemilu (DP4).

Viryan mengatakan, pihaknya sering menumukan kendala di lapangan. Sejumlah warga menyepelekan dan enggan ikut coklit saat petugas mendatangi rumahnya.

Melihat hal itu, KPU akan memberi teguran bahkan merekomendasikan agar mereka tak diberikan hak pilih saat pemilu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Ada sikap masyarakat yang beranggapan, 'Kan, walaupun saya tak dicoklit, tapi saya bisa pakai KTP buat milih.' Nah itu dia tak memahami soal coklit ini. Kalau kejadian itu cukup besar, maka sanksi terberat yang bersangkutan akan kehilangan hak pilihnya," kata Viryan di Gedung KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (27/1).

Ia meminta agar masyarakat lebih memahami dan mau menerima dengan baik petugas yang akan melakukan coklit di rumahnya masing-masing.

"Artinya, walaupun coklit ini sudah berlangsung dalam agenda pemilu. Namun ada sikap masyarakat yang belum memahami dengan baik," kata Viryan.

Lampaui Target

Viryan mengatakan, pihaknya telah melampaui target proses coklit menyusun data Daftar Pemilih Potensial Peserta Pemilu (DP4) di tujuh hari awal pelaksanaan.

Proses coklit sendiri telah dimulai pada 20 Januari lalu secara serentak di 31 provinsi dan 381 kabupaten/kota selama sebulan.

Berdasarkan data yang masuk hingga Sabtu (27/1) siang, KPU berhasil melakukan coklit di 3.739.864 rumah, 4.270.168 Kepala Keluarga (KK) dan menjaring 11.292 585 pemilih.


Angka itu melampaui target awal yang direncanakan KPU dalam tujuh hari pelaksanaan coklit. Dalam jangka waktu itu, KPU hanya menargetkan pendataan 1.928.955 rumah dan 1.928.955 KK.

"Ini melampaui target yang kami harapkan, sebab kami melakukan ini bukan membuat sesuatu yang momental semata, tapi berkomitmen untuk memperbaiki persoalan data pemilih," kata Viryan.

Viryan mengatakan, tingginya antusiasme masyarakat untuk mengetahui dan mengikuti proses coklit jadi salah satu faktor target tersebut bisa terlampaui.

Ia juga mengatakan peranan para tokoh masyarakat dinilai sangat membantu kerja KPU untuk menyosialisasikan dengan masif kepada masyarakat soal agenda coklit serentak.

"Antusias masyarakat contoh kecilnya di tanggal 20 Januari lalu itu, hastag #KPUmencoklit itu bisa jadi trending topic," kata Viryan.

[Gambas:Video CNN] (pmg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER