Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Kajian dan Aksi Strategi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) Alfian Tegar Prakasa mengatakan, aksi ‘kartu kuning’ untuk Presiden Joko Widodo dilakukan karena ketidakjelasan pertemuan rencana pertemuan.
Alfian mengatakan, pada awalnya rektorat memang memberitahu BEM berkesempatan bertemu Jokowi guna memberikan kajian. Tetapi, informasi lanjutan tidak diberikan kepada mereka.
“Sampai malam dan dini hari ini belum ada kejelasan mengenai forum pertemuan. Dari keterbatasan dan belum jelas forumnya, kami mengadakan aksi lain,” kata Alfian ketika dikonfirmasi, Jumat (2/2).
Beberapa aksi dilakukan BEM UI mulai dari membawa spanduk di dekat stasiun hingga klimaksnya adalah Ketua BEM UI Zaadit Taqwa mengangkat buku kuning ketika Jokowi selesai berpidato dalam Dies Natalis ke-68 UI.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengangkatan buku kuning terlihat seperti wasit sepak bola yang memberikan kartu kuning pada pemain sepak bola yang melakukan pelanggaran berat.
Alfian menegaskan, segala bentuk aksi tidak bermaksud membuat kericuhan. Semua ditekankan sebagai bentuk aksi damai.
“Seharusnya pemerintah langsung mengadakan diskusi dengan mahasiswa. Karena disini juga kami tidak ada aksi ricuh,” tuturnya.
Ketika Zaadit berdiri di depan dan mengangkat buku kuning, seorang Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) sigap mendekati Zaadit dan mengajaknya ke belakang. Zaadit pun tidak terlihat didorong atau ditarik saat beraksi itu.
Beberapa hal memang ingin disampaikan BEM UI pada Jokowi seperti penanganan gizi buruk di Asmat, wacana penunjukan pati Polri dan TNI sebagai penjabat gubernur, hingga penerapan peraturan baru tentang Organisasi Mahasiswa.
Dalam kesempatan berbeda, juru bicara presiden, Johan Budi menyatakan, sejak awal memang ada agenda pertemuan Jokowi bersama BEM UI setelah acara.
“Setelah selesai acara, enggak ada pertemuan itu. Padahal menurut Protokol, sudah diagendakan,” kata Johan.
Ia menyatakan tidak mengetahui pasti penyebab batalnya pertemuan itu. Tetapi, Johan menegaskan Presiden Jokowi tidak mempermasalahkan dan tersinggung meski diberi ‘kartu kuning’ oleh mahasiswa UI.
“Jadi tidak ada hubungan antara tidak tersinggung dengan pembatalan acara,” kata Johan.
(sur)