-- Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Afghanistan menjadi sorotan karena dilakukan ketika negara tersebut masih bergelut dengan konflik. Tetapi pihak Istana Kepresidenan tidak terlalu mengkhawatirkan kunjungan tersebut karena sebelumnya, Jokowi juga disebut pernah melakukan hal serupa.
Juru Bicara Presiden Johan Budi menuturkan, sikap Presiden Jokowi yang ingin tetap berkunjung ke Afghanistan meski sedang dilanda konflik sesungguhnya sama seperti sikap Jokowi ketika terjadi bom bunuh diri di kawasan Thamrin, Jakarta, 14 Januari 2016.
Johan Budi menceritakan masa-masa ketika tragedi kelam itu terjadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu, kata Johan Budi, Jokowi sedang kunjungan kerja di Cirebon dan langsung memutuskan kembali ke Jakarta bahkan mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) bersama Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian, Menko Polhukam Luhut Panjaitan, serta Menko bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.
"Waktu peristiwa bom Thamrin sebenarnya (Jokowi) dilarang pembantunya hadir tapi kan presiden ingin selalu dekat rakyatnya, ingin menunjukkan tidak boleh takut teror. Nah demikian juga ke Afghanistan," ujar Johan di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (30/1).
Usulan tidak berkunjung memang sempat mengemuka mengingat beberapa hari sebelumnya terjadi bom bunuh diri di Kabul, ibu kota Afghanistan. Tak tanggung-tanggung, jumlah korban tewas akibat bom bunuh diri itu dilaporkan mencapai lebih dari 100 orang.
Aksi serangan bahkan terjadi di akademi militer di Kabul hanya beberapa jam sebelum rombongan Presiden Jokowi tiba di Afghanistan.
Johan menuturkan, kunjungan tetap dilakukan sebab Jokowi ingin menunjukkan komitmen Indonesia berperan aktif dalam perdamaian di Afghanistan.
Keterlibatan Indonesia dalam perdamaian Afghanistan merupakan permintaan dari Komite Tinggi Perdamaian (High Peace Counsil) Afghanistan ketika mengunjungi Indonesia beberapa waktu lalu.
"Nah, komitmen ini tidak menghalangi keinginan presiden berkunjung ke Afghanistan meski lagi 'kacau' dari sisi keamanan," tuturnya.
 Jokowi sempat menjadi imam salat dzuhur saat berkunjung ke Afghanistan. Foto: Biro Pers Setpres |
Johan Budi sendiri tidak berada dalam rombongan presiden ketika berkunjung ke Afghanistan.
Tetapi ia mengaku mengamati pembicaraan anggota rombongan yang ke sana.
Salah satu cerita yang ia dapat adalah tentang penolakan Jokowi menggunakan mobil dan rompi antipeluru.
Pihak Afghanistan, kata Johan Budi, sebenarnya telah menyiapkan mobil serta rompi antipeluru, tetapi Jokowi tidak mengenakan itu.
"Kekhawatiran tentu ada. Paspampres pasti ekstra keras. Tapi itu tidak menghalangi Pak Presiden membangun kedekatan dengan Afghanistan," ujar Johan.
Saat berada di Afghanistan, Jokowi juga sempat menjadi imam saat salat Zuhur. Acara dilanjutkan dengan pertemuan bilateral dan santap siang bersama.
Dalam kunjungan ke Afghanistan, Presiden Jokowi dan Ibu Iriana didampingi Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, Komandan Paspampres Mayjen TNI (Mar) Suhartono dan sejumlah pejabat pemerintah lainnya.
Menariknya, melalui akun twitter Sekretaris Kabinet Pramono Anung, terlihat sujud syukur Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Danpaspampres Suhartono saat semuanya berjalan baik, aman, dan selamat.