Jakarta, CNN Indonesia -- Korban longsor
underpass Bandara Soekarno-Hatta Mukhmainnah sempat mengirim pesan singkat kepada sang ayah, Syamsudin Ismail, via Whatsapp sebelum kejadian, Senin (5/2) sore. Mukhmainnah mengaku takut karena saat itu kondisi hujan dan gelap.
Saat mengirim pesan itu, Mukhmainnah sudah berada di dalam mobil bersama temannya, Diah Ayu Cahyani Putri. Pesan dikirim sekitar pukul 16.30 WIB.
"Dia proses menuju pulang dan dia bilang, 'Pak gelap, serem euy,
huft'. Nah itu saya dapat, terus lima menit
lost contact," tutur Syamsudin saat ditemui di Rumah Sakit Siloam Tangerang, Selasa (6/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah hilang kontak, Syamsudin mulai curiga. Biasanya perjalanan dari Jalan Perimeter Selatan ke rumahnya di bilangan Batuceper, hanya ditempuh dalam waktu dua jam.
Setelah melihat informasi longsor di jalan itu, Syamsudin langsung menghubungi teman-teman Mukhmainnah. Namun tak satu pun yang mengetahui keberadaannya.
"Akhirnya saya cari sendiri, saya tanya dan ternyata benar, lalu saya berangkat jam delapan malam," ungkapnya.
Ia bersyukur anaknya masih dalam keadaan selamat. Syamsudin mengatakan kini kondisi Mukhmainnah sudah jauh membaik setelah dirawat di RS Siloam Tangerang.
"Ini kebesaran Allah yang patut kita syukuri, bahwa tidak ada yang tidak kalau Allah sudah berkehendak," ucapnya.
Saat kejadian, Dianti dan Mukhmainnah sedang mengendarai mobil Honda Brio. Mobil mereka tertimpa longsoran di jalan Perimeter Selatan, Bandara Soekarno-Hatta, Senin (5/2) sore.
Dianti berhasil dievakuasi sekitar pukul 03.00 WIB dan dilarikan ke RSUD Kabupaten Tangerang. Sementara Mukhmainnah baru berhasil dievakuasi pukul 07.05 WIB dan langsung dibawa ke RS Siloam Tangerang.
Dianti meninggal dunia pada 06.43 WIB setelah dipindah ke Rumah Sakit Mayapada untuk penanganan di ruang ICU. Sementara Mukhmainnah kini masih menjalani perawatan setelah diperiksa fisiknya oleh tim dokter syaraf.
(gil)